Kesulitan air di daerah yang belum memiliki akses jaringan listrik PLN maupun bahan bakar minyak untuk memompa air merupakan saah satu masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat di Indonesia. Sebagai kebutuhan primer, penyediaan  air bersih untuk minum dan keperluan lainnya menjadikan program ini sebagai prioritas utama bagi pemerintah di daerah.

Untuk mensuplai kebutuhan air bersih di daerah terpencil di daerah Kutai Kaetanegara, maka PSE bekerja sama dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Pemkab Kutai Kartanegara menyelenggarakan Pelatihan Sistem Pemompaan Air Bertenaga Matahari yang diikuti 15 orang peserta dari kalangan pejabat dan staff DCKTR. Pelatihan membahas prinsip-prinsip Listrik Surya, Desain Kapasitas Pompa, Praktek, serta Kunjungan Lapangan.

Dari hasil pelatihan tersebut Pemkab akan menindaklanjuti dengan program percontohan sistem Solar Pumping System di salah satu daerah terpencil di Kabupaten Kutai. Dengan demikian proses pemanfaatan sumber energi terbarukan akan semakin semarak yang dampaknya adalah semakin kecilnya  ketergantungan kita terhadap energi fosil yang berimplikasi juga pada pengurangan emisi karbon. (PSE-UGM)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kebutuhan energi listrik tumbuh seiring perkembangan masyarakat. Energi listrik dapat dihasilkan dari bebagai sumber, baik yang tak terbarukan maupun terbarukan. Dengan semakin menipisnya sumber energi tak terbarukan misal minyak bumi, batubara, dan gas maka mau tidak mau pengembangan sumber energi yang terbarukan sangat diperlukan. Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai penghasil enrgi listrik yaitu berasal dari sumber energi matahari.

Untuk mengubah  energi radiasi matahari menjadi energi listrik, kita menggunakan photovoltaic panel atau panel surya.Listrik yang dihasilkan oleh panel surya berupa listrik searah atau DC. Pada masa sekarang piranti elektronik sebagian besar membutuhkan listrik bolak balik atau AC. Untuk menjebatani perbedaan atara sumber dan kebutuhan maka diperlukan konventer yang mengubah tegangan  DC menjadi tegangan AC, yang disebut Inverter.

Inverter menjadi komponen vital pada salah satu pilot project penerapan teknologi energi terbarukan berupa hibrida PV dan Kincir Angin yang dikembangkan oleh RISTEK dan UGM yang terdapat di pantai Pandansimo Bantul. Kerusakan inverter menyebabkan distribusi energi listrik terganggu. Oleh sebab itu PSE-UGM bekerjasama dengan RISTEK melakukan pelatihan teknis tentang teknologi inverter pada tanggal 5-6 April bertempat di PSE-UGM. Diharapkan dengan pelatihan tersebut operator Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida PV dan kincir angin mampu memperbaiki dan memproduksi inverter yang diperlukan. Dalam pelatihan tersebut dibahas materi anatara lain :

1. Pengantar teknik inverter

2. Power Electronics Switching ( Mosfet dan IGBT)

3. Controller Inverter

4. Maintenance and protection.

Peserta pelatihan meliputi pengelola / operator PLTH , RISTEK, dan mahasiswa. Selain materi teoritis peserta juga diajak untuk menganalisa sistem inverter yang ada.

Energi merupakan kebutuhan vital untuk kelangsungan hidup suatu bangsa. Untuk mencapai terjaminya energi nasional diperlukan perncanaan sektor energi yang matang dan tepat. Dalam rangka penyusunan Perencanaan Kebijakan Sektor Energi sabagai bentuk implentasi dari Kebijakan Energi Nasional maka pihak BAPPENAS dan PSE UGM melakukan serangkain diskusi yang berfokus pada Pemodelan Energi untuk mendukung Perencanaan Energi Nasional. Dalam kesempatan tersebut PSE diwakili oleh Kepala PSE Dr. Deendarlianto dan baberapa staf ahli PSE yang concern mengenai energi terbarukan. Follow-up diskusi tersebut akan ditindaklanjuti dengan kerjasama selanjutnya terutama dalam pengembangan piranti pemodelan. (PSE/Irawan)

Energy audit is very important to do for big scale energy users with energy consumption over 6,000  tons of oil per year as conservation efforts to avoid energy crisis. Periodical energy audit mechanism can identify energy wasting. Energy audit has also been conducted by some companies in Indonesia. Unfortunately, energy auditors in Indonesia up to now have not been certified.

 

“Some companies in Indonesia have conducted energy audit; unfortunately energy auditors have not been certified while the certificate or license which shows the competence of an energy auditor is very important,” Prof. Dr. Harwin Saptoadi, researcher of Center for Energy Studies UGM, explained on Monday (17/1) in a press conference at the Center office.

 

According to Harwin, the accreditation accomplished by energy auditors will add on people’s trust on their auditing’s results. Error risk can be minimized. “The accreditation for energy auditors can also build credibility for energy auditing institutions,” he explained.

 

Harwin mentioned that accreditation can also reduce energy costs due to  production that is not audited correctly. “An audit can identify machines/ equipment which waste energy. Therefore, energy consumption of the equipment that wastes energy can be reduced,” he said. With the accreditation, energy auditors can gain international recognition and opportunity to play a role abroad.

 

The Head of the Center, Prof. Dr. Jumina, added that in Government Regulation No. 70 Year 2009 it is emphasized that all institutions consuming big scale energy must do energy efficiency, such as by appointing energy manager, implementing energy conservation programs, conducting periodical energy auditing, and implementing recommendation of the audit results. This audit should be done by certified auditors. Unfortunately, there is no certified energy auditors in Indonesia.

 

According to Jumina, Indonesia does not have certified energy auditors yet because there is no certification scheme of  energy auditors being conducted by government. The fact is very contrast with the phenomenon in developed countries in which certification programs of energy auditors have been institutionalized as finance and environment auditors.

 

Based on the fact, UGM Center for Energy Studies plans to hold a workshop entitled Energy Auditing and Certification Scheme for Energy Auditors on Tuesday (18/1) at UGM University Club. The event is held in cooperation with Danish International Development Agency (DANIDA), Energy Efficiency in Industrial, Commercial, and Public Sector (EINCOPS), and Ministry of Energy and Mineral Resources.

 

The workshop will discuss various practical aspects of energy conservation and simple methods to estimate energy wasting. The event aims to improve human resource ability in energy conservation, both in industrial and commercial sectors. Through the workshop, the participants are expected to better identify energy conservation efforts in process, system and tools so these can improve company’s profit.

 

The workshop is also expected to raise awareness and understanding to all energy practitioners on conservation and efficiency, particularly in industries using big scale energy.