• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Energi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 2
Pos oleh :

pse

Kepala Pusat Studi Energi UGM Berikan Sumbangsih Pemikiran dalam Subject Matter Expert PT Mayora

News Friday, 17 October 2025

Jakarta, PSE UGM- Dalam rangka mengisi Acara Subject Matter Expert PT Mayora yang diadakan pada tanggal 16 Oktober 2025 di headquarter Mayora, Jakarta Barat , Kepala Pusat Studi Energi UGM (Prof. Ir. Sarjiya S.T., M.Eng., Ph.D., IPU) turut berikan kontribusi pemikiran terkait Energi Baru dan Terbarukan (EBT).  Secara garis besar, Prof sarjiya membahas beberapa hal terkait EBT seperti Urgensi penerarapn Industri Hijau, Kebijakan Transisi Energi Global, Peta Jalan NZE Sektor Energi, Langkah Strategis Dekarbonisasi Industri, dan Studi Kasus Penyediaan EBT untuk Kawasan Industri. Diharapkan kontrib usi pemikiran ini dapat berguna bagi seluruh civitas PT Mayora dan Bangsa Indonesia.

Happy International Food Day: Yuk kepoin terkait fenomena food waste

News Friday, 17 October 2025

Contributor: Naga Pamungkas

Editor: Naga Pamungkas

Food Waste atau fenomena pembuangan makanan merupakan fenomena yang sudah dianggap lumrah walau pun bisa dibilang tidak baik pada dasarnya. Namun, tau kah bahwa sebenarnya fenomena ini terjadi sangat masif di Indonesia. Data  dari goodstats.id mengatakan bahwasanya food waste di indonesia mencapai 115-184 kg perkapita pertahun  dalam kurun 2000-2019 yang mana dapat mencukupi gizi 61-125 juta warga Indonesia. Disamping itu, berdasarkan data hasil laporan Think Eat Save yang merupakan bagian dari Food Waste Index Report 2024, Indonesia menempati posisi pertama dalam bidang food waste di antara negara-negara Asia Tenggara dengan 14,73 Ton per tahun.

Dalam bidang energi Food waste juga turut menyumbang andil negatif seperti penyumbangan emisi gas rumah kaca dengan rata-rata 7,29% per tahun dan juga penyebab pemanasan global. Disamping itu, apabila dikelola dengan baik, Food waste dapat memberikan kontribusi positif dalam bidang energi seperti dibawah ini.

Pertama, sisa makanan dapat menjadi bahan baku pembuatan biogas. Dengan bantuan reaksi fermentasi anaerobik, sisa sayur, buah dan makanan basi dapat diolah menjadi biogas (campuran metana dan karbon dioksida). Biogas ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memasak, penerangan, bahkan pembangkit listrik. Kedua, dapat dijadikan bahan baku bioetanol. Beberapa sisa makanan yang memiliki kandungan karbohidrat atau gula seperti nasi atau sisa buah dapat difermentasikan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan bioetanol. Bioetanol ini nantinya dapat dijadikan sebagai alternatif untuk bahan bakar kendaraan maupun campuran bahan bakar fosil. Ketiga, sisa makanan juga dapat dijadikan bahan baku biomassa. Setelah diolah dan dikeringkan, sisa makanan dapat dijadikan bahan bakar  padat atau biomassa yang dapat dibakar untuk menghasilkan energi panas dan listrik.

Jadi Walaupun bisa dibilang negara dengan food waste terbanyak indonesia, sisa sisa makanan di indonesia ini sangat berpotensi untuk mendukung indonesia untuk memproduksi clean energy. Jadi akan sangat baik apabila kita dapat memanfaatkan kondisi ini dengan baik.

Referensi

Astuti, M.D., & Prasetyo, A. H. (2017). Pemanfaatan limbah organik untuk produksi biogas: studi kasus sisa makanan rumah tangga. Jurnal Energi dan Lingkungan, 8 (1), 45-53.

Energy Dictionary #3: Yuk Kenali Lebih dekat Mengenai Bio energy!

News Wednesday, 15 October 2025

Contributor: Ekrar Winata

Editor: Naga Pamungkas

Indonesia merupakan negara kepulauan yang bisa dikatakan sangat luas dengan luas 1.916.906 kilometer persegi (Fadhilah & Adhi, 2022). Hal ini membuat lokasi di Indonesia bisa dikatakan sangat strategis untuk pembangunan industri yang mana survey dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI) telah mencatat bahwasanya terdapat 30.788 industri berskala besar dan menengah pada tahun 2021. Maka dari itu Indonesia membutuhkan energi yang bersih dalam rangka menurunkan jumlah emisi dan mencapai bauran energi Terbarukan menuju clean energy yang ditargetkan akan mencapai 58-61% pada tahun 2050.

 

Bioenergi merupakan suatu energi terbarukan yang bisa dikatakan sebagai suatu bahan organik, mengingat bahwa bioenergi sendiri bersumber  dari makhluk hidup seperti kotoran hewan, limbah pertanian dan sebagainya. Bioenergi dibagi menjadi beberapa turunan lagi seperti biomassa, biofuel dan juga biogas. Bioenergi bisa dikatakan sebagai sebuah EBT yang dibutuhkan mengingat bahwa ada beberapa urgensi seperti diperlukanya EBT untuk mencapai target bauran energi terbarukan dengan jumlah 58-61% pada tahun 2050,  menipis jumlah fossil yang selalu digunakan seiring dengan berjalanya waktu, dan target bauran energi bioenergi yang cukup besar dengan angka 5.5 GW (PLT Bio), 13.8 juta kL (Biofuels), 8.4 juta ton (Biomassa), dan 489.8 juta meter kubik (Biogas). Diharapkan dengan adanya bioenergi ini, kondisi emisi energi di indonesia dapat berkurang dan dapat tercapainya Net-zero Emission (NZE).

 

Referensi Tambahan

Fadhilah, I., & Adhi, I. S. (2022, November 1). Berapa Luas Negara Indonesia?. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/global/read/2022/11/01/170000370/berapa-luas-negara-indonesia-

PSE UGM dan Kementrian Perindustrian  Gelar FGD untuk memperdalam Kajian Manajemen Energi

News Wednesday, 8 October 2025

Contributor: Febryani Nugrahaningsih

Editor: Naga Pamungkas

 

Jakarta, PSE UGM– Dalam rangka memperoleh data yang kredibel terkait kajian Manajemen Energi, PSE UGM bekerjasama dengan kementrian Perindustrian Republik Indonesia Gelar FGD di Hotel Mercure Jakarta. FGD ini dilaksanakan pada  Selasa 7 Oktober 2025 yang dimulai pukul  08.30-16.00. DIharapkan dengan adanaya FGD ini, PSE UGM dan Kementrian Perindustrian Indonesia mendapatkan data yang bersifat lebih mendalam dan kredibel.

Energy Dictionary #2: PLTS Untuk Pendidikan

NewsRenewable Energy Wednesday, 8 October 2025

Contributor: Irawan Eko Prabowo

Editor: Naga Pamungkas

 

Emisi Energi merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam dunia energi. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI), memaparkan bahwa Indonesia telah memproduksi emisi sebanyak 1.053.476.000 ton di tahun 2023 yang mana juga merupakan jumnlah yang cukup banyak. Maka dari itu sebagai inisiatif dalam bertransisi ke arah yang lebih baik, PSE UGM bekerjasama dengan Pertamina dan PLN melakukan pembangunan PLTS di SMA 3 Yogyakarta.Pembangunan ini dilakukan di Laboraturium Fisika SMA 3 yogyakarta.  Dengan adanya pembangunan ini Siswa/siswi SMA 3 Yogyakarta dapat secara langsung mempelajari cara kerja sistem tenaga surya mulai dari penyerapan sinar matahari hingga diubah menjadi listrik siap pakai. Diharapkan fasilitas ini dapat memfasilitasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa/siswi SMA 3 dalam melakukan pembelajaran terkait Energi terbarukan dan konversi energi.

Energy Dictionary #1 : Kajian Sintesis Kebijakan Tarif Listrik Energi Terbarukan

News Tuesday, 7 October 2025

Contributor: Saiqa Ilham Akbar

Editor: Naga Pamungkas

 

Listrik bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan primer masyarakat Indonesia pada saat ini. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI) mencatat bahwasanya masyarakat Indonesia telah mengkonsumsi listrik sebanyak 288.435 GWh. Sebagai pusat studi unggulan dibidang energi, Pusat Studi Energi UGM (PSE UGM) bersama dengan GIZ Indonesia mengadakan kajian terkait “Sintetis Kebijakan Tarif Listrik Energi Terbarukan” yang dilaksanakan pada tahun 2024 dan dipimpin oleh bapak Saiqa Ilham Akbar BS, S.E., M.Sc.

 

Pada dasarnya kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan tarif listrik yang telah diterapkan dan potensi pengaruhnya terhadap proses transisi energi menuju clean energy. peneliitian didasari dengan dua tujuan yakni  mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan mencapai penurunan emisi dan ketahanan energi.

 

Dalam riset ini Evaluasi menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa kebijakan yang mendukung, seperti Perpres Nomor 112 Tahun 2022 yang menetapkan harga patokan maksimal untuk pembelian energi terbarukan, masih ada kesenjangan signifikan yang perlu ditangani untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi energi terbarukan. Beberapa hambatan utama yang teridentifikasi meliputi ketidaksesuaian tarif yang berlaku dengan biaya produksi energi terbarukan, kompleksitas administrasi, dan keberlanjutan insentif jangka panjang.

 

Dari penelitian ini sekiranya dapat disimpulkan bahwasanya kebijakan tarif listrik saat ini belum sepenuhnya mendukung perkembangan energi terbarukan sesuai dengan target pemerintah. Meskipun ada kemajuan, tetapi masih ada ruang besar untuk peningkatan.

 

Maka dari itu, peneliti memberikan empat rekomendasi yang berguna untuk mencapai peningkatan tersebut. Pertama merupakan  penyesuaian tarif kebijakan. Dalam hal ini ,tarif listrik harus dapat  lebih dinamis dan menyesuaikan dengan perubahan biaya input energi terbarukan. Kedua terkait pengalihan subsidi. Saat ini pemerintah telah memberikan subsidi pada bahan bakar minyak yang berasal dari fossil, yang mana akan sangat mendukung apabila subsidi ini dapat dialihkan ke arah energi terbarukan.  Ketiga merupakan peran pemerintah dalam kebijakan pendukung. Pada bagian ini,  pemerintah diharapkan dapat menggembangkan kebijakan yang menjamin kestabilan dan kpastian hukum untuk investasi jangka panjang dalam energi terbarukan. Terakhir, merupakan dorongan Investasi. Praktiknya, pemerintah perlu insentif untuk research and development dan adopsi teknologi energi terbarukan untuk membuatnya dapat lebih kompetitif.

Podcast PSE UGM dan Tribun: Bentuk Komitmen Nyata PSE UGM dan Tribun Jogja dalam Mendukung Proses Transisi Energi Hijau

News Friday, 3 October 2025

Jogjakarta, PSE UGM-  Pusat Studi Energi UGM ato kerap dikenal sebagai PSE UGM pada dasarnya merupakan pusat studi sekaligus konsultan yang bergerak dalam bidang energi serta EBT (Energi Baru dan Terbarukan). Sebagai bentuk dan komitmen nyata PSE UGM dalam bertransisi menuju  Energi Baru dan terbarukan, PSE UGM berkolaborasi dengan Tribun Jogja dalam podcast berjudul “Jejak Hijau”. Dalam podcast ini PSE UGM beserta para tenaga ahli PSE UGM turut andil dalam memberikan kontribusi pemikiranya terutama dalam bidang energi dan energi hijau terbarukan. Dalam realisasinya podcast ini sudah berhasil tayang perdana pada tanggal 08 Agustus 2025 dengan Prof Ir Sarjiya S.T., M.T., Ph.D. IPU selaku Kepala PSE UGM sebagai narasumber pertama dilanjut dengan Prof Dr. Eng. Ir Arief Budiman M.S., IPU sebagai narasumber kedua, Prof. Dr. Eng. Deendarlianto S.T., M.Eng dan Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni S.I.P., M.Si sebagai narasumber ketiga dan beberapa tenaga Ahli lainya yang akan tayang perdana. Dengan adanya program ini diharapkan bahwa masyarakat dapat lebih paham dan teredukasi terkait Energi  dan EBT sehingga tingkat intelktual masyarakat diharapkan akan bertambah seiring waktu.

Penasaran dengan video podcastnya? Yuk kepoin melalui link di bawah ini

ENERGI HIJAU: MIMPI BESAR ATAU PELUANG NYATA UNTUK INDONESIA? ( Narasumber: Prof Ir Sarjiya S.T., M.T., Ph.D. IPU)

RAHASIA MIKROALGA: MAHLUK PURBA KECIL, SOLUSI BESAR ENERGI DUNIA (Narasumber: Prof Dr. Eng. Ir Arief Budiman M.S., IPU)

DI BALIK LAYAR TRANSISI ENERGI NASIONAL: SIAPKAH INDONESIA MELANGKAH KE ERA ENERGI TERBARUKAN? (Narasumber : Prof. Dr. Eng. Deendarlianto S.T., M.Eng dan Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni S.I.P., M.Si)

Dialog Synergy Nasional Kedua: Kepala Pusat Studi Energi UGM Turut Andil dalam Kontribusi Pemikiran

News Thursday, 18 September 2025

Contributor: Prof. Sarjiya
Editor: Naga Pamungkas
Jakarta, PSE UGM- Sebagai Upaya tindak lanjut terkait Penemuan kesenjangan narasi kerjasama yang disampaikan pihak indonesia kepada publik terkait Kepentingan Indonesia Saat berhadapan dengan China dalam Diskusi Synergy Nasional pertama, maka tepatnya pada 16-17 September diadakan Diskusi Synergy Nasional kedua yang berlokasi di Hotel JS Luwansa Jakarta. Diskusi Kedua ini dibagi menjadi 2 sesi yang mana sesi pertama (Hari pertama) membahas terkait Program-program pemerintah menuju transisi energi hijau (clean and energy transition) serta sesi kedua (hari kedua) membahas terkait cara cara China menghijaukan transisi energi hijau di seluruh dunia dan cara China menghadapi Indonesia. Dengan adanya diskusi ini diharapkan bahwa Pada akhir kegiatan dapat muncul rumusan tentang prioritas kebutuhan dan cara mencapai transisi energi hijau dalam kemitraan Indonesia–China, dengan milestone yang terukur, identifikasi risiko, serta pelibatan aktor relevan guna mendorong pengembangan industri, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan, dan perluasan akses energi hijau bagi masyarakat Indonesia.

Diskusi Synergy Nasional kaedua ini disokong oleh pakar sesuai dengan bidangnya yang mana salah satunya merupakan ketua Pusat Studi Energi UGM, Prof Ir sarjiya S.T., M.Eng., Ph.D yang juga merupakan dosen Departement Teknik, Universitas Gadjah Mada. Pada diskusi kali ini, Prof Sarjiya mendapatkan kesempatan untuk mengisi pada sesi ke-4 acara (dilaksanakan di hari ke-2) dengan tema sesi “Gambaran risiko kemitraan Indonesia-China, baik known dan unknown: Bagaimana Cara Terbaik Menempatkan Indonesia dalam Kemitraan Indonesia China di bidang transisi energi hijau?”. Pada tema ini beliau menyampaikan terkait pandangan beliau mengenai Relasi China-Indonesia terkait Renewable Energy serta Analisis Kemampuan dan TKDN Industri Komponen Nasional untuk Pembangkit Energi Terbarukan. Diharapkan, Sumbangsih para pakar ini dapat menjadi sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat.

Prof. Ir. Sarjiya sebagai Narasumber dalam Acara COLONY Insight : From Spain’s Blackout to Indonesia’s Reliable Future

News Monday, 2 June 2025

Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU., Kepala Pusat Studi Energi UGM hadir sebagai narasumber dalam acara COLONY Insight : From Spain’s Blackout to Indonesia’s Reliable Future yang diselenggarakan pada tanggal 27 Mei 2025. Dalam acara ini, beliau membahas mengenai kronologi dan pembelajaran dari insiden blackout besar di Spanyol-Portugal sebagai cermin kesiapan sistem ketenagalistrikan Indonesia di era transisi energi berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

 

Prof. Sarjiya memaparkan bahwa kesiapan sistem ketenagalistrikan Indonesia dalam menghadapi integrasi energi terbarukan telah diuji melalui berbagai studi di beberapa wilayah utama. Pertama, di sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali), dimana kajian analisis cadangan fast response menunjukkan bahwa sistem ini telah memiliki kesiapan menghadapi gangguan pada satu unit pembangkit. Namun ada batas maksimal penetrasi energi surya yang harus dijaga agar tidak mengganggu kestabilan sistem. Kedua, dalam sistem Kalimantan ditunjukkan ketahanan serupa, bahkan hingga skenario gangguan dua unit pembangkit sekaligus, meskipun tetap dibutuhkan peningkatan kapasitas respons cepat dan infrastruktur pendukung. Ketiga, di kawasan timur Indonesia meliputi Maluku, Papua dan Nusa Tenggara dimana kajian daya dukung sistem menjadi penting untuk memastikan peningkatan penetrasi energi terbarukan tidak melewati batas aman operasional. Wilayah-wilayah ini memiliki karakteristik jaringan yang lebih lemah, sehingga integrasi VRE harus dilakukan dengan perhitungan yang lebih hati-hati agar tidak menimbulkan instabilitas sistem.

 

Prof. Sarjiya mendorong agar para pemangku kepentingan di sektor energi memperkuat ketahanan sistem tenaga listrik nasional, khususnya di tengah ambisi mencapai transisi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Partisipasi PSE UGM dalam Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025

News Wednesday, 14 May 2025

Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 merupakan ajang internasional bergengsi yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari sektor energi, industri, akademisi, dan pemerintah dalam membahas pengembangan teknologi serta ekosistem hidrogen. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 15–17 April 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).

Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) berpartisipasi aktif dalam forum ini, yang menegaskan kontribusi akademisi dalam pengembangan teknologi hidrogen nasional serta memperkuat kolaborasi antar sektor dalam mendukung transisi energi bersih menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.

GHES 2025 dihadiri oleh sekitar 2.500 peserta dari 10 negara, termasuk perwakilan kementerian, pelaku industri energi, akademisi, lembaga riset, serta mitra internasional. Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng. memaparkan capaian dan arah pengembangan riset teknologi hidrogen di UGM, termasuk konsep Hydrogen Valley, pengembangan sistem produksi dan penyimpanan hidrogen, serta pendekatan multidisiplin dalam mendukung pengimplementasian teknologi ini di Indonesia.

Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat kontribusi akademisi, khususnya PSE UGM dalam pengembangan dan inovasi teknologi hidrogen di Indonesia, mendorong sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri dalam mewujudkan ekosistem hidrogen nasional, memperluas  jejaring kolaborasi riset dan pengembangan antara Indonesia dan mitra internasional.

 

1234

Pusat Studi Energi
Sekip Blok K1.A Kampus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia
Tel/Fax: +62-0274-549429 | e-mail : pse@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Energi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Blok K1-A Yogyakarta 55281

pse@ugm.ac.id
 +62 (274) 549429
 +62 (274) 549429

© Pusat Studi Energi - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY