Bagi operator industri yang baru, tidaklah mungkin jika langsung diberi kepercayaan untuk mengoperasikan jalannya pabrik kimia. Ibarat seorang calon pilot sebelum menjalankan pesawat tentunya berlatih dahulu mengoperasikan pesawat didepan komputer dengan flight simulator. Demikian pula operator baru perlu berlatih mengoperasikan pabrik kimia didepan komputer dengan simulator yang di industri dikenal dengan operator training simulator (OTS).
Prof. Arief Budiman, D.Eng, , peneliti dan koordinator pengembangan software Pusat Studi Energi (PSE) UGM memaparkan bahwa dengan OTS seorang operator sebagai peserta pelatihan dapat belajar bagaimana mengoperasikan unit operasi pada berbagai kondisi operasi di pabrik, yang meliputi kondisi normal, start-up, shutdown, emergency, dan malfunction. Unit operasi disini bisa berupa suatu unit proses dalam sebuah kilang minyak, pabrik petrokimia atau bisa juga berupa power plant. “OTS dilengkapi dengan fitur-fitur yang sama seperti yang terdapat pada control panel yang ada di control room suatu industri kimia, sehingga memudahkan instruktur untuk memberikan pelatihan dan penilaian kepada operator. OTS juga dilengkapi dengan fitur interlock yang bertujuan untuk mengamankan operasi”, terangnya Jum’at (9/7) di PSE UGM.
Gama Kreasindo yang merupakan tim pengembangan software industri PSE UGM telah berhasil melakukan invensi OTS yang diberi nama INSCITRON yang sistematikanya terdiri dari main server dan data base server yang berfungsi untuk menghitung dan menyimpan data. “Tampilan INSCITRON sama seperti fitur-fitur yang ada pada layar human machine interface DCS (distributed control system) pada pabrik kimia”, jelas Arief Budiman.
Ditambahkan oleh manager operasional Gama Kreasindo, Ardhi Wicaksono, bahwa model proses INSCITRON menggunakan prinsip chemical engineering tools, sehingga model yang dihasilkan merupakan model dinamis. Model proses yang banyak digunakan pada OTS yang dipakai di industri kebanyakan menggunakan model historian. ”Data yang diperoleh dari operasi pabrik diolah dan selanjutnya dibuatkan rumus empiris sebagai suatu black box, sehingga terkadang dimungkinkan menghasilkan suatu data yang kontradiktif dengan kaidah ilmiah yang ada”, kata Ardhi.
Secara umum INSCITRON terdiri dari empat bagian, yaitu process model, yang merupakan perangkat utama yang menjalankan algoritma pemodelan unit proses baik pada kondisi transient, steady state maupun kondisi dinamis (start-up, shutdown dan malfunction). Disamping itu terdapat pengendali aktivitas operasional atau instructor station (IS) yang berfungsi sebagai instruktur simulasi proses. Bagian lain dikenal emulated operator station (EOS) yang berfungsi untuk mengemulasikan operator station dari DCS. Sedangkan bagian terakhir adalah field operator station (FOS), yang bertindak untuk merepresentasikan fungsi operator lapangan. “Dengan keempat bagian tersebut, seorang operator yang menjadi peserta pelatihan akan terasa seperti sedang menjalankan pabrik kimia, karena fenomena operasi yang tampil pada layar komputer sama seperti yang terjadi di lapangan”, jelasnya.
Sementara itu Kepala PSE UGM, Prof. Dr. Jumina, menambahkan bahwa INSCITRON tidak hanya dapat dipakai oleh operator industri, tetapi juga dapat digunakan oleh process engineer untuk melakukan audit proses, optimasi proses dan audit energi. Perubahan spesifikasi produk dari pabrik kimia juga dapat dipelajari dengan INSCITRON seandainya terjadi perubahan spesifikasi bahan baku.
“Kelebihan lain yang dimiliki INSCITRON adalah layanan purna jual yang terjamin karena tim Gama Kreasindo PSE UGM siap melakukan modifikasi simulator seandainya di pabrik kimia dilakukan modifikasi proses.INSCITRON dapat dinikmati dalam stan PSE UGM pada kegiatan UGM Research
Week yang digelar di Grha Sabha Pramana (GSP), 12-17 Juli 2010,” imbuhnya