PROSPEK DAN POTENSI
RENEWABLE ENERGY RESOURCES (RES)
DI INDONESIA
Jumina dan Karna Wijaya
Pusat Studi Energi
Sekip Blok K-1A, Kamps UGM Yogyakarta
Telp./Fax.: 274-549429
Permintaan energi global saat ini tercatat telah meningkat 3 kali sejak 1950 dan pemakaiannya diperkirakan telah mencapai 10.000 juta ton pertahun. Sebagian besar energi itu dihasilkan dari bahan-bahan yang tidak terbarukan seperti batubara, gas, minyak bumi dan energi nuklir. Di antar bahan-bahan tersebut minyak bumi merupakan sumber utama energi yang paling kritis. Perkiraan menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi dunia akan habis dalam waktu 40 tahun lagi sedangkan batubara dan gas bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 250 tahun dan 70 tahun. Selain tidak terbarukan energi berbasis fosil juga tidak ramah lingkungan karena pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas CO2 yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Kombinasi gas buangan pembakaran batubara dengan uap air di awan berpotensi menghasilkan hujan asam dan hujan asam ini bisa menyebabkan terbunuhnya ikan-ikan di danau air tawar serta kerusakan pada daun-daun tanaman. Selain pembakaran, transportasi bahan bakar fosil juga dapat dan telah meminta korban lingkungan yang cukup besar, tengelamnya beberapa kapal tanker pengangkut minyak bumi mentah seperti Exxon Valdez pada tahun 1989 menyebabkan 2000 km pantai Alaska tertutup lumpur minyak. Sejak tahun 1970 tercatat 50 kali penumpahan minyak bumi dengan sekala yang sama dengan Exxon Valdez.
Mengingat ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis dan bahaya tersembunyi yang dimilikinya maka upaya pencarian sumber-sumber energi alternatif yang bersifat terbarukan (Renewable Energy Resources/RES) dan ramah lingkungan perlu dilakukan. Dalam tulisan ini akan dibahas beberpa RES yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena beberapa pertimbangan seperti ketersediaanya banyak, biaya produksinya rendah, ramah lingkungan dan terbarukan
POTENSI RES INDONESIA
Energi terbarukan (renewable energy) adalah energi yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa. Pada tahun 2006 sekitar 18% konsumsi energi dunia berasal dari sumber-sumber energi terbarukan dan jumlah ini cenderung meningkat terus dari tahun ke tahun. Saat ini belum tersedia teknologi yang dapat mengambilalih produksi energy dari bahan bakar fosil, namun beberapa teknologi yang disebutkan di atas sangat menjanjikan dan berpotensi dikembangkan di Indonesia.
Beberapa sumber energi terbarukan (Renewable Energy Resources (RES)) yang potensial dan ketersediaanya berlimpah di Indonesia antara lain: angin, geothermal, hydropower, surya, biomassa (biogas, biofuel padat dan biofuel cair).
- Angin
Angin tergolong RES yang paling berlimpah di dunia. Besar energi yang dihasilkan dari sebuah turbin angin tergantung pada diameter turbin dan kecepatan angin. Oleh karena itu turbin angin dipasang diatas menara yang dapat mencapai ketinggian 50 m dan ditempatkan di sepanjang pantai atau puncak bukit. Menurut Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (2009), potensi energi angin di Indonesia mencapai 9290 MW.
- Geothermal
Geothermal atau panas bumi merupakan energi yang diperoleh dari panas bumi. Panas yang berasal dari perut bumi menembus dan menyebar di seluruh muka bumi namun hanya beberapa lokasi saja dimana terdapat panas yang cukup terkonsentrasi dan ekonomis untuk dieksploitasi. Saat ini di dunia, termasuk Indonesia energi geothermal termasuk energi yang menjanjikan dari seluruh RES yang ada. Data Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (2009) menunjukkan bahwa potensi geothermal Indonesia mencapai 27.000 MW.
- Hydropower
Hydropower adalah energi yang berasal dari air. Sumber energi ini antara lain aliran sungai, air terjun dan pasang surut air laut. Hydropower merupakan RES yang sangat banyak tersedia di Indonesia. Menurut Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (2009) potensi Hydropower Indonesia mencapai 4,99 x 1018 J/tahun.
- Energi surya
Energi surya adalah energi yang dihasilkan dari matahari dalam bentuk radiasi matahari. Teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan energi surya antara lain photovoltaic, solar thermal, solar collectors dan solar thermal power. Dengan luas daratan efektif, yaitu daratan yang dapat memanfaatkan energi surya yang mencapai 1,7% luas daratan total Indonesia maka potensi energi surya di Indonesia sangat besar yaitu mencapai 4,80 kWh/m2/hari (Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2009).
- Bioenergi dari biomassa sebagai RES yang ramah lingkungan
Bioenergi dari biomassa adalah salah satu bentuk energi yang paling dikenal dalam penggunaan energi terbarukan. Bioenergi mendapat perhatian yang banyak baik dari arena politik, media, peneliti dan perekayasa karena keterkaitannnya yang erat dengan masalah-masalah lingkungan seperti pemanasan global, emisi gas CO2, label energi hijau dan sebagainya. Bioenergi pada dasarnya adalah energi yang dihasilkan dari biomassa. Yang termasuk kedalam bioenergi antara lain biogas, biofuel cair dan biofuel padat. Potensi biomassa daratan Indonesia diperkirakan mencapai order 1018 J/tahun.
5.1 Biogas
Biogas adalah hasil dekomposisi bahan-bahan organik dalam bentuk gas, biasanya berupa gas metan dan karbondioksida. Selain itu biogas juga sering mengandung gas-gas korosif seperti gas dari belerang sehingga perlu dihilangkan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan (pemurnian biogas). Teknologi biogas relatif sederhana sehingga mudah dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia
5.2 Biofuel padat
Biofuel padat merupakan Renewable Energy Sources (RES) yang berasal dari organisma hidup. Biofuel padat dibedakan dari Solid Fossil Fuels yang juga berasal dari organism hidup namun tidak terbarukan. Termasuk kedalam jenis biofuel padat antara lain kayu, sampah organik dan bioarang.
5.3 Biofuel cair
Biodiesel. Biodiesel merupakan senyawa monoalkilester (metil ester) yang dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi trigeliserida dengan metanol. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 dan mengandung oksigen. Adanya oksigen membedakan biodiesel dengan petroleum diesel yang mengandung karbon dan hidrogen. Jadi secara komposisi kedua bahan bakar tersebut berbeda namun memiliki kesamaan dalam sifat kimia dan fisikanya. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Campuran 20% biodiesel di dalam petroleum diesel atau dikenal sebagai minyak diesel B-20 merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan secara langsung oleh mesin diesel tanpa mengubah konstruksi mesin.
Bioetanol. bioetanol adalah etanol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol yang diperoleh dari hasil fermentasi bisa memilki berbagai macam kadar. Bioetanol dengan kadar 90-94% disebut bioetanol tingkat industri. Jika bioetanol yang diperoleh berkadar 94-99,5% maka disebut dengan bioetanol tingkat netral. Umumnya bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras, dan yang terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar. Kadar bioetanol tingkat ini sangat tinggi, minimal 99,5%.
PROSPEK
Dari paparan di atas kita menyadari bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi RES yang sangat besar dan dari sisi teknologi, beberapa teknik pengolahan RES sudah kita kuasai dengan baik. Masalah utama yang kita hadapi adalah good will dari semua pihak, khususnya pemerintah. Jika pemerintah memiliki komitmen yang baik dan secara sungguh-sungguh serta terus menerus mengembangkan RES maka kedepan kisah antrian panjang kendaraan di SPBU dan kelangkaan bahan bakar tidak terjadi lagi di Indonesia.
PENUTUP
Penggunaan yang bijaksana terhadap energi fosil melalui penghematan dan kontrol yang ketat akan memperpanjang tingkat hidup cadangan bahan bakar fosil, namun dalam jangka panjang kedepan RES yang ramah lingkungan benar-benar akan memainkan peranan yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi kita.
RES, kecuali energi hidrogen, kemungkinan tidak dapat menggantikan sepenuhnya energi fosil jika mereka habis, tetapi RES tetap akan menjadi sumber energi yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Pengembangan energi surya, angin, geothermal, air dan biomassa melalui penggunaan produk samping industri pertanian atau sampah menjadi energi melalui pembakaran langsung atau dikonversi menjadi biofuel tidak saja menyediakan energi alternatif terbarukan namun juga berpeluang membuka lapangan kerja baru.