Contributor: Prof. Sarjiya
Editor: Naga Pamungkas
Jakarta, PSE UGM- Sebagai Upaya tindak lanjut terkait Penemuan kesenjangan narasi kerjasama yang disampaikan pihak indonesia kepada publik terkait Kepentingan Indonesia Saat berhadapan dengan China dalam Diskusi Synergy Nasional pertama, maka tepatnya pada 16-17 September diadakan Diskusi Synergy Nasional kedua yang berlokasi di Hotel JS Luwansa Jakarta. Diskusi Kedua ini dibagi menjadi 2 sesi yang mana sesi pertama (Hari pertama) membahas terkait Program-program pemerintah menuju transisi energi hijau (clean and energy transition) serta sesi kedua (hari kedua) membahas terkait cara cara China menghijaukan transisi energi hijau di seluruh dunia dan cara China menghadapi Indonesia. Dengan adanya diskusi ini diharapkan bahwa Pada akhir kegiatan dapat muncul rumusan tentang prioritas kebutuhan dan cara mencapai transisi energi hijau dalam kemitraan Indonesia–China, dengan milestone yang terukur, identifikasi risiko, serta pelibatan aktor relevan guna mendorong pengembangan industri, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan, dan perluasan akses energi hijau bagi masyarakat Indonesia.
Diskusi Synergy Nasional kaedua ini disokong oleh pakar sesuai dengan bidangnya yang mana salah satunya merupakan ketua Pusat Studi Energi UGM, Prof Ir sarjiya S.T., M.Eng., Ph.D yang juga merupakan dosen Departement Teknik, Universitas Gadjah Mada. Pada diskusi kali ini, Prof Sarjiya mendapatkan kesempatan untuk mengisi pada sesi ke-4 acara (dilaksanakan di hari ke-2) dengan tema sesi “Gambaran risiko kemitraan Indonesia-China, baik known dan unknown: Bagaimana Cara Terbaik Menempatkan Indonesia dalam Kemitraan Indonesia China di bidang transisi energi hijau?”. Pada tema ini beliau menyampaikan terkait pandangan beliau mengenai Relasi China-Indonesia terkait Renewable Energy serta Analisis Kemampuan dan TKDN Industri Komponen Nasional untuk Pembangkit Energi Terbarukan. Diharapkan, Sumbangsih para pakar ini dapat menjadi sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat.