Pada tahun 2021, melalui agenda COP26 Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Berbagai rencana jangka panjang dan peta jalan telah dikembangkan oleh beberapa Lembaga pemerintahan maupun Kementerian untuk memenuhi target ini. Namun demikian, masih terdapat celah yang harus mendapatkan perhatian lebih dalam menjalankan proses transisi energi ini – apakah proses transisi energi telah berjalan secara inklusif dan berkeadilan? Apakah semua pihak memiliki kesempatan untuk berperan, berkontribusi, dan menentukan proses transisi energi yang mampu memenuhi target pemerintah dan juga mencapai kesejahteraan bersama?
Perempuan memiliki peran yang krusial dalam sektor energi, terutama dalam konteks transisi energi. Perempuan membawa beragam perspektif dan juga gagasan inovatif yang penting bagi pengembangan solusi kreatif terhadap permasalahan yang kompleks. Keberagaman gagasan dapat membawa proses transisi energi menjadi proses yang lebih efektif dan berkelanjutan. Namun demikian, dimensi gender secara garis besar belum mendapatkan perhatian dan seringkali tidak ada dalam diskusi mengenai transisi energi.
Pusat Studi Energi UGM dengan dukungan Asian Development Bank dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) telah melaksanakan kajian dengan tajuk Women in the Energy Transition in Indonesia yang dipaparkan dalam validation event yang dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta. Acara ini diikuti oleh berbagai kelompok pemangku kebijakan mulai dari Kementerian seperti KPPPA, KLHK, Bappenas, Kemendes, dan Kemenkeu hingga lembaga penelitian dan organisasi non-pemerintah seperti TREC-UI, GIZ, Medco, Ibeka, dan Oxfam.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Veronica Mendizabal Joffre, Senior Gender and Social Development Specialist, Climate Change and Sustainable Development Department sebagai perwakilan dari ADB diikuti oleh sambutan dari Rini Handayani, S.E., M.M., Plt. Deputi bidang Kesetaraan Gender, KemenPPPA. Pembukaan ditutup dengan sambutan oleh Prof. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan hasil studi oleh Wangi Pandan Sari, S.T., M.Sc., Ph.D selaku peneliti, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel sebagai tanggapan dari pemaparan hasil studi yang dipandu oleh Dwi Novitasari S.T., M.Sc. Dalam diskusi panel tersebut, PSE UGM menghadirkan beberapa panelis, yaitu Dini Maghfirra, Development Planning Officer – BAPPENAS; Irwan Dharmawan, Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu; Derina, Excecutive Vice President of Compliance, PT PLN Persero; Kus Prasetiahadi, Kemenkomarves; dan Dra. Eko Novi Ariyanti Rahayu Damayanti, KemenPPPA. Diskusi panel diikuti oleh sesi tanya jawab dengan penanya dari berbagai institusi seperti KLHK, Tropical Renewable Energy Center (TREC) Universitas Indonesia, IBEKA, Yayasan Penabulu, dan juga KPPPA.
Dra. Eko Novi Ariyanti Rahayu dari KPPPA memaparkan bahwa strategi pengarusutamaan gender tidak hanya berkaitan dengan kelompok perempuan, namun juga memastikan bahwa semua kelompok memiliki akses dan juga partisipasi control yang sama terhadap hasil pembangunan, oleh karena itu data menjadi aspek yang sangat penting untuk memastikan kesetaraan akses dan partisipasi. Sementara itu, Dini Maghfirra dari Bappenas menjelaskan bahwa integrasi gender kedalam transisi energi merupakan tugas untuk semua.