(Sumber : ugm.ac.id) UGM mengembangkan listrik tenaga surya di Kepulauan Karimunjawa. Pengembangan diwujudkan dengan pemasangan 12 paket panel surya di delapan lokasi yang tersebar di empat pulau di Karimunjawa.
“Delapan unit digunakan sebagai Solar Home System dan empat lainnya diterapkan untuk pompa air atau Solar Water Pumping System (SWPS), ”kata anggota tim Program Listrik Surya Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Irawan Eko Prabowo di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Sabtu (17/10).
Menurut Irawan pemasangan panel surya dilakukan sejak 2014 lalu dan ditempatkan di sejumlah area publik. Beberapa lokasi tersebut antara lain di puskesmas, sekolah, kantor kecamatan, dan tempat ibadah.
Penempatan panel surya di Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu upaya untuk mendukung ketersediaan listrik di wilayah itu. Pasalnya, suplai energi listrik di wilayah itu masih sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari warga menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang baru beroperasi di malam hari.
“Untuk menjalankan PLTD ini membutuhkan solar yang besar, sementara suplai terbatas dan harganya mahal. Oleh sebab itu, kita kembangkan pembangkit listrik tenaga surya karena daerah ini punya potensi sinar matahari yang cukup besar,”paparnya.
Kepulauan Karimunjawa memiliki potensi sinar matahari hingga 4,5 jam perhari. Dari 12 paket panel surya tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 6.400 waat peak.
“Jadi, dalam sehari bisa menghasilkan listrik 28,8 kWh,”ujarnya.
Pengembangan PLTS ini tidak hanya diharapkan dapat mensuplai kebutuhan energi listrik masyarakat setempat. Namun, melalui implementasi sistem ini diharapkan mampu mendukung sektor pariwisata di Kepulauan Karimunjawa.
“Kami berharap pengembangan PLTS ini bisa mendukung sektor pariwisata di Kepulauan Karimunjawa,”tandasnya.
Keberadaan panel surya yang dipasang di beberapa area publik disambut baik oleh banyak pihak. Salah satunya Patto Parwansyah, Ketua Jurusan Agribisnis Rumput Laut SMKN 1 Karimunjawa. Ia mengatakan dengan pemasangan panel surya di sekolahnya, ternyata sangat membantu dalam pengerjaan administrasi sekolah.
“Sebelum ada panel surya ini, kami baru mengerjakan administrasi sekolah saat malam hari menunggu aliran listrik PLTD,” jelasnya.
Setiap hari warga masyarakat di Kecamatan Karimunjawa hanya bisa menikmati aliran listrik pada malam hari mulai pukul 18.00-06.00 WIB. Listrik tersebut dipasok dari enam PLTD yang berada di lima desa.
Menurut Patto dengan adanya panel surya ini kegiatan administrasi bisa dilakukan pada siang hari. Mereka pun tidak perlu lagi lembur untuk menyelesaikan kegiatan adminsitrasi sekolah.
“Dulu bisa lembur sampai tengah malam, tapi dengan adanya panel surya ini jadi jarang lembur,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Patto berharap kedepan kapasitas PLTS bisa ditingkatkan. Dengan demikian, dapat menghidupkan peralatan perkantoran dalam jumlah yang lebih banyak untuk mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Apalagi, selama ini daya yang dihasilkan dari panel surya yang dipasang di sekolahnya baru bisa digunakan untuk menghidupkan enam laptop dan dua printer.
“Kami berharap kedepan dayanya bisa diperbesar lagi sehingga bisa untuk menghidupkan lebih banyak peralatan termasuk proyektor, ”katanya penuh harap (Humas UGM/Ika)