IIGCE merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API). Tahun ini, IIGCE ke-10 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada tanggal 18-20 September 2024. Acara ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau dan industri hijau dalam melakukan transisi ke energi hijau. Namun, masih terdapat tantangan dari segi kerterjangkauan harga, aksesibilitas kepada masyarakat, juga teknologi. Selain itu, Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia sebagai pemilik potensi panas bumi yang terbesar, mencapai 40 persen dari potensi dunia, memiliki peluang untuk mengembangkan energi panas bumi. Namun saat ini, langkah pemanfaatan panas bumi tidak berjalan dengan cepat.
Gelaran ini adalah salah satu kegiatan panas bumi terbesar, yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, investor, BUMN, lembaga keuangan, asosiasi, akademisi, dan juga dihadiri oleh perwakilan negara sahabat. Dalam acara ini, Pusat Studi Energi UGM menjadi panelis dengan kajian “Cost-Benefit Analysis: Reducing Fiscal Burdens for Geothermal Power Plants”. Kajian ini sebagai salah satu upaya Pusat Studi Energi UGM untuk mendukung berkembangnya pembangkit panas bumi di Indonesia. Pada kajian tersebut PSE UGM menghitung net benefit dari usulan kebijakan pengurangan kewajiban keuangan PLTP. Harapannya dengan adanya pengurangan kewajiban keuangan yang dibayarkan oleh PLTP dapat meningkatkan keekonomian PLTP dan mendorong investasi yang lebih masif.
Skenario pengurangan kewajiban keuangan dilakukan menggunakan skenario penghapusan selama periode waktu tertentu, penurunan tarif, dan penghapusan selama proyek berlangsung. Studi yang dilakukan PSE menunjukkan bahwa pengurangan kewajiban keuangan PLTP (pada semua skenario yang dilakukan) menghasilkan net benefit yang positif. Artinya, kebijakan pengurangan kewajiban keuangan PLTP layak dilakukan secara ekonomi. Hasil estimasi PSE UGM juga menunjukkan bahwa pengurangan keuangan kewajiban keuangan pada PLTP dapat meningkatkan keekonomian PLTP dengan peningkatan IRR sebesar 0,41 pp hingga 1,17 pp dari skenario baseline.