• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Energi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 2
Pos oleh :

irawanekop

PSE UGM Menjadi Narasumber dalam Acara Talkshow dengan Tema “Energi Baru Terbarukan DIY – Solusi Penyediaan Energi dari Sumber Tak Terbatas”

News Monday, 15 July 2024

Dwi Novitasari S.T., M.Sc. selaku asisten di Pusat Studi Energi UGM diundang sebagai narasumber dalam acara talkshow yang bertemakan “Energi Baru Terbarukan DIY – Solusi Penyediaan Energi dari Sumber Tak Terbatas” pada tanggal 12 Juni 2024.

Talkshow ini diharapkan sebagai langkah sosialisasi dan pemahaman baik kepada masyarakat maupun aparatur negara di DIY, terhadap pentingnya pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Terlebih lagi, DIY mempunyai potensi besar dalam pengembangan EBT untuk pemenuhan energi daerah.

Energi terbarukan adalah energi dari sumber lain yang lebih cepat proses pembaruannya dibandingkan dalam menghabiskannya. Sinar matahari dari angin adalah contoh dari sumber energi yang terus menerus dapat terbarukan, yang mana terdapat banyak sekali sumber energi terbarukan yang tersedia di bumi. Energi terbarukan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan bahan bakar fosil, lebih murah dan menciptakan lapangan kerja lebih banyak tiga kali daripada bahan bakar fosil.

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah. Berdasarkan data pada RUPTL 2018-2027, Afnan menyampaikan DIY memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai 10 Mwe di lokasi Parangtritis dan Gunungkidul. Selain itu juga terdapat potensi energi angin sebesar 50 MW di Wates dan di Bantul sebesar 70MW. Apalagi hal ini dimanfaatkan tentunya akan selaras dengan kebijakan ketenagalistrikan nasional sebagaimana tertuang dalam RUKN 2019-2038.

Pemda DIY menjadi yang pertama di Indonesia, yang memiliki Peraturan Daerah (Perda) Energi Terbarukan melalui Perda No. 15/2018 tentang Energi Terbarukan, sebagai komitmen dalam mengusahakan pengembangan sektor ini. Sebagai langkah nyata, DIY memiliki beberapa kegiatan energi terbarukan sepeeti project Bribin yakni perekayasaan pemompaan air sungai bawah tanah dan project Temuireng yakni pemompaan air dengan PV direct submersible pump.

PSE UGM mengadakan Social Mapping terkait Penyediaan Biomassa untuk PLTU Co-firing di Gunung Kidul dan Kabupaten Pacitan

News Monday, 8 July 2024

Yogyakarta | Pusat Studi Energi (PSE) UGM melakukan pemetaan sosial terkait pemanfaatan biomassa di lokasi penanaman tanaman energi di Kabupaten Gunungkidul, Minggu (9/6/2024). Tim peneliti diantaranya Ekrar Winata, Alfikri Ikhsan, Windi Sari, Anindya Putri Rahman, Ayu Aishya Putri, dan Theofillius Kristanto. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji keterlibatan masyarakat dalam rantai pasok biomassa dan manfaat ekosistem biomassa bagi mereka. Kajian ini diharapkan dapat menjadi model best practice yang bisa menjadi panduan bagi daerah lain yang ingin mengembangkan program serupa.

Kegiatan kunjungan juga dibersamai Direktur Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Bapak Antonius Aris Sudjatmiko. Beliau mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas perhatian yang besar dari berbagai pihak terhadap program ekosistem biomassa ini. Beliau menyampaikan Pemanfaatan limbah dan lahan kritis bukan hanya menumbuhkan energi terbarukan, tetapi juga mengembangkan circular economy dan green economy.

Selanjutnya tim kajian melakukan kunjungan ke PLTU Pacitan untuk berdiskusi terkait pelaksanaan co-firing di PLTU Pacitan. Dari hasil kunjungan tim dapat merumuskan beberapa tantangan dan peluang agar pelaksanaan co-firing dapat menjadi viable option untuk mengurangi emisi CO2 pada PLTU, diantaranya:

Tantangan:

  1. Permintaan semakin tinggi namun bahan baku semakin sulit didapatkan
  2. Fenomena persaingan harga untuk kebutuhan pasokan biomassa
  3. Kontestasi dalam penggunaan limbah kayu, yaitu selain dijadikan sawdust, masyarakat terbiasa menggunakan limbah kayu sebagai bahan baku pembakaran industri genteng
  4. Masih kurangnya keterlibatan masyarakat dalam ekosistem ini. Sehingga masyarakat menjadi entitas yang rentan

Peluang:

  1. Peningkatan perekonomian masyarakat yang sangat menjanjikan jika terlibat dalam rantai pasok sawdust untuk cofiring
  2. Keterlibatan kelompok rentan dalam kegiatan perekonomian
  3. Adanya basis komoditas dan industri kayu di kawasan sekitar PLTU
  4. Solusi pemecahan masalah pengurangan tumpukan sawdust di lingkungan masyarakat

Kepala PSE Menjadi Narasumber dalam acara Decarbonization for Development (DfD) Lab Policy Forum “Mendorong Kebijakan Iklim Berbasis Bukti untuk Mewujudkan Indonesia NZE”

News Saturday, 1 June 2024

Kepala PSE, Prof. Sarjiya menghadiri acara acara Decarbonization for Development (DfD) Lab Policy Forum “Mendorong Kebijakan Iklim Berbasis Bukti untuk Mewujudkan Indonesia NZE” di Jakarta pada tanggal 30 Mei 2024. Policy Forum ini bertujuan untuk mendiseminasikan update hasil studi dan meningkatkan policy relevance dari penelitian yang sudah dilakukan pada isu-isu kebijakan iklim secara luas.

Prof. Sarjiya menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi strategis dalam implementasi kebijakan iklim, terutama terkait dengan transisi energi. Meski masih mengandalkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dan langkah-langkah konkret untuk mencapai target iklimnya. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia mungkin masih tertinggal dalam hal penetrasi energi terbarukan dan efisiensi energi. Namun, dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dan langkah-langkah konkret untuk mencapai target iklimnya seperti Net Zero Emission (NZE) serta pemerintah Indonesia menargetkan untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional hingga 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam penelitian terkait perubahan iklim di Indonesia. Tantangan-tantangan ini mencakup aspek teknis, kebijakan, pendanaan, dan kolaborasi antar berbagai pihak.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan adanya kerja sama yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga penelitian, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong transisi energi yang lebih berkelanjutan dan efektif dalam menghadapi perubahan iklim.

PSE UGM dan PT Pertamina Geothermal Energy Kolaborasi Studi Potensi Green Hydrogen di Panas Bumi

News Tuesday, 7 May 2024

Jakarta — Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, tim ahli dari Program Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) berkunjung ke kantor pusat PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk membahas potensi pengembangan green hydrogen dari sumber panas bumi. Tenaga Ahli PSE UGM oleh Prof. Sarjiya, Prof. Deendarlianto, Prof. Bambang Riyanto, Prof. Agung Harijo, Dr. Ardyanto Fitrady, Dr. Adhika Widyaparaga, Dr. Khasani dan disambut oleh Direktur Utama PGE, Zulfi Hadi.

Acara ini diawali oleh sambutan dari Bapak Zulfi Hadi, yang kemudian dilanjutkan oleh Prof Sarjiya dalam pemaparan profile dan kapasitas PSE UGM dalam riset energi terbarukan. Diskusi kemudian dilanjutkan oleh Dr. Ardyanto Fitrady, yang membahas tentang komitmen global dalam Kesepakatan Paris dan bagaimana green hydrogen dapat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan peluang di sektor energi.

Diskusi belanjut dalam pembahasan teknis oleh Dr. Adhika Widyaparaga yang memaparkan tentang berbagai aplikasi hydrogen hijau, klasifikasi hydrogen berdasarkan warna, dan perannya sebagai pembawa energi, bahan bakar, dan media penyimpanan. Beliau juga mendetailkan tentang opsi distribusi hydrogen, alternatif rantai nilai, dan skema produksi hydrogen geotermal.

Prof. Bambang Riyanto kemudian menambahkan dengan mempresentasikan kerangka kerja dan metodologi dalam pengembangan green hydrogen, yang sangat penting dalam memastikan keberlanjutan dan efektivitas implementasi.

Kunjungan tersebut diakhiri dengan pernyataan bersama tentang komitmen untuk melanjutkan kerjasama dalam bentuk studi pra-kelayakan hidrogen hijau dan turunannya, yang menunjukkan potensi besar dalam pemanfaatan energi panas bumi untuk inovasi energi hijau di Indonesia

PSE Berkolaborasi dalam Net Zero Carbon Communities (NZCC) Application In Makassar City

Climate ChangeNewsRenewable EnergySosial Energy Tuesday, 7 May 2024

Pusat Studi Energi (PSE) UGM berkolaborasi dengan beberapa universitas dalam dan luar negeri pada proyek Net Zero Carbon Communities (NZCC). Proyek ini melibatkan sejumlah peneliti dari berbagai institusi antara lain : Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Pennsylvania State University, University of Colorado – Boulder, dan Pemerintah Kota Makassar. Rangkaian proyek ini didanai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, U.S. National Science Foundation (NSF) dan Pemerintah Kota Makassar bekerjasama dengan Pennsylvania State University dan University of Colorado – Boulder.

Proyek ini akan berupaya untuk mengintegrasikan sistem energi terbarukan ke dalam masyarakat untuk mengurangi emisi karbon di Kota Makassar, Indonesia melalui kolaborasi sinergis antara tim Amerika dan Indonesia serta kemitraan erat dengan Kota Makassar. Makassar berupaya menjadi kota kelas dunia yang layak huni bagi 1,7 juta orang dengan populasi beragam dan berkembang pesat. Berbagai program yang sedang berlangsung di kota ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan hidup kota, diukur berdasarkan faktor-faktor termasuk kualitas udara, indeks panas, ketahanan pangan, dan interaksi sosial.

Proyek ini mengambil pendekatan holistik menuju komunitas rendah emisi karbon dengan mempertimbangkan konsumsi energi, emisi karbon, keterlibatan masyarakat, pariwisata, dan ekonomi lokal. Melalui penerapan energi terbarukan di beberapa komunitas, emisi karbon dapat dikurangi dan pembangunan dapat dijalankan secara lebih berkelanjutan.

Pemodelan tingkat lanjut menunjukkan diperlukannya pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan air-energi-makanan yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon. Kolaborasi dengan kota Makassar menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk memperluas komunitas net zero menjadi kota net zero.

Proyek ini merupakan salah satu aktivitas dari Centre for Development of Sustainable Energy (CDSR) dalam PSE UGM.

Tautan : https://sites.psu.edu/sbslab/research/city/net-zero-carbon-community-nzcc/

PSE akan Selenggarakan Kuliah Publik Tentang Tata Perkotaan Rendah Emisi

News Tuesday, 7 May 2024

Sebagian besar negara ASEAN mengalami gelombang panas dengan suhu mencapai 40 derajat celcius pada beberapa minggu terakhir. Dampaknya, telah terjadi penurunan produktifitas masyarakat hingga yang terburuk mengakibatkan kematian.
Menurut BMKG, Indonesia tidak termasuk dalam negara yang mengalami gelombang panas. Namun kenaikan suhu lingkungan tidak dapat dihindari sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh semakin tingginya emisi karbon di bumi.

Untuk itu, Pusat Studi Energi UGM bermaksud mengadakan Kuliah Publik yang membahas tentang tata perkotaan rendah emisi. Acara ini menghadirkan Wali Kota Makassar serta para peneliti dari UGM dan ITB yang telah berpengalaman di bidangnya. Acara akan dibuka langsung oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.

Kegiatan dengan tema “Pengembangan Kota Rendah Emisi Karbon di Indonesia” akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal: Selasa, 14 Mei 2024
Waktu: 08.00 – 12.30 WIB
Tempat: Ruang Sekip, University Club UGM
Pembicara:

  1. Moh. Ramadhan Pomanto (Wali Kota Makassar)
  2. Dr. Eng. M. Donny Koerniawan, S.T., MT. (Dosen Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB)
  3. Dr. Rachmawan Budiarto, IPU. (Peneliti Pusat Studi Energi UGM)

Acara terbuka untuk umum dan dibatasi hingga 100 peserta! Jika Anda tertarik, silahkan mengisi formulir pendaftaran pada tautan berikut: http://ugm.id/pselecture

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Daffa (081289876761)
daffaindraprawira@mail.ugm.ac.id

PSE UGM Menerima Kunjungan Ford Foundation dan Climateworks Foundation

News Thursday, 25 April 2024

Pada Tanggal 23 April 2024, Pusat Studi Energi UGM menerima kunjungan dari Maryati Abdullah, Gloria Kezia Loupatty dan Lilik Mardianti dari Ford Foundation serta Justine Sylvester dan Muhammad Zeki dari Climateworks Foundation dalam rangka bertukar pikiran serta diskusi topik-topik spesifik mengenai Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan tujuan mempercepat adopsi sumber energi terbarukan tanpa melupakan peranan penting dari masyarakat lokal.

Di pertemuan ini, dibahas juga program-program yang pernah dilakukan oleh PSE UGM di daerah-daerah yang masih kesulitan dalam pemenuhan energi, air bersih serta mengangkat isu kesetaraan gender dalam proses transisi energi di Indonesia. Selain itu, penguatan peranan pemerintah daerah dalam pemanfaatan potensi sumber energi terbarukan dapat menambah kesadaran masyarakat lokal terkait transisi energi dan efeknya terhadap ekonomi dan komunitas sekitar. Pak Derajad S. Widhyharto juga menambahkan bahwa salah satu hal yang paling penting dalam upaya transisi ini adalah bagaimana mengubah masyarakat lokal yang tidak hanya sebagai obyek melainkan menjadi subyek dalam transisi energi ini.

Kunjungan Pakar Delft University of Technology ke PSE UGM: Kolaborasi untuk Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia

News Monday, 22 April 2024

Pada tanggal 29 April 2024, Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari para pakar energi dari Delft University of Technology, yaitu Prof. Jaco Quist, Prof. Kornelis Blok, dan Jannis Lager. Acara ini dimulai dengan sambutan dari Prof. Sarjiya, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan pemaparan penelitian masing-masing pihak.

Pemaparan pertama disampaikan oleh Pak Adnan Sandy dari PSE UGM, yang membahas tentang “Wave Energy Converter Oscillating Water Column” dan potensi energi gelombang di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa energi gelombang di lokasi-lokasi dengan potensi tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Potensi energi gelombang yang melebihi 30 kW/m tersedia sepanjang tahun di lokasi-lokasi selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta perairan di lepas pantai barat Sumatera. Pemilihan teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang dan pasang surut (PLTGL) yang telah siap untuk dipasang, mudah dalam pembuatan dan mobilisasi, serta memiliki konsep teknologi sederhana dengan kebutuhan perawatan rendah menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Selanjutnya, Pak Rizki memaparkan tentang “Generation Expansion Planning considering hydrogen-clean water cogeneration and nexus with CO2 emission to supply the demand of electricity, hydrogen, and clean water in the New Capital of Indonesia”. Dalam paparannya, Pak Rizki menekankan pentingnya perencanaan pengembangan energi yang mempertimbangkan keterkaitan antara permintaan listrik, hidrogen, emisi CO2, konversi hutan, dan pasokan air bersih di Ibu Kota Negara baru. Kerjasama penelitian dengan Otorita IKN dan Leiden-Delf-Erasmus (LDE) University juga menjadi sorotan, dengan tujuan mengembangkan kota pintar, hijau, nyaman, dan modern di Ibu Kota Negara baru Indonesia.

Pemaparan ketiga disampaikan oleh Prof. Sarjiya mengenai “Renewable Energy Resources Mapping in Indonesia”. Beliau memaparkan peta potensi sumber daya energi terbarukan di berbagai provinsi di Indonesia, serta metode perhitungannya. Data menunjukkan bahwa beberapa provinsi memiliki potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, seperti Papua, Kalimantan Tengah, dan Irian Jaya Barat.

Dari Delft University of Technology, Prof. Jaco Quist mempresentasikan metode baru dalam pemetaan potensi energi angin onshore dengan memperhitungkan variabilitas kriteria seleksi lokasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pemetaan fleksibel dapat meningkatkan transparansi penilaian potensi sumber daya dan memberikan rekomendasi yang lebih bermanfaat untuk pengembangan energi angin di Indonesia.

Jannis Lager menyampaikan kerangka kerja baru untuk menganalisis potensi bankable dari energi surya PV di Indonesia. Kerangka kerja ini mempertimbangkan risiko pembiayaan proyek dan menunjukkan bahwa potensi bankable energi surya PV di Indonesia dapat meningkat dengan adanya tarif feed-in yang kompetitif dan penghapusan sementara pembatasan impor.

Prof. Kornelis Blok menutup sesi dengan memaparkan pentingnya kabel transmisi listrik bawah laut atau island links untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang besar dengan pulau-pulau yang memiliki permintaan energi tinggi. Penelitian beliau menunjukkan bahwa interkoneksi antar pulau dapat menjadi kunci dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju dekarbonisasi penuh sektor energi.

Acara ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara PSE UGM dan Delft University of Technology dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan, serta mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target energi berkelanjutan.

Pusat Studi Energi UGM Kunjungi Direktorat Jenderal EBTKE ESDM

NewsRenewable Energy Thursday, 28 March 2024

Pada tanggal 27 Maret 2024, PSE UGM mengunjungi Direktorat Jenderal EBTKE ESDM. Prof Sarjiya menyampaikan selamat kepada Prof Eniya atas jabatan baru terkait dengan Dirjen EBTKE serta menyampaikan juga bahwa PSE UGM melakukan beberapa kerjasama dengan Direktorat EBTKE ESDM terkait kajian hydrogen yang menjadi topik menarik di PSE UGM.

Pak Arfie menyampaikan beberapa kajian terkait dengan hydrogen, dari mulai potensi aplikasi pemanfaatan hydrogen, kemudian skema supply chain mana yang paling tepat. Mengingat harga distribusi hydrogen masih menjadi perhatian sehingga memunculkan skema transmisi listrik hijau menjadi sumber supply energy hydrogen.

Prof Sarjiya juga menyampaikan permohonan terhadap Prof Eniya untuk dapat berkenan dalam membuka agenda Summer School Hydrogen Valley dan memberikan materi pengantar yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2024.

Prof Deen menyampaikan bahwa PSE UGM telah melakukan kajian terkait pemanfaatan biomassa dalam teknologi co-firing sejak tahun 2018. Kajian tersebut mempertimbangkan dari sisi supply chains, sosial, legal dan ekonomi. Dari sisi supply, potensi kebutuhan biomassa dapat terpenuhi. Pak Arfie juga mengatakan bahwa terkait mekanisme carbon trading harus mempertimbangkan skema yang akan digunakan apakah carbon trading atau carbon tax serta nilai carbon harus memiliki nilai yang berdampak.

PSE Selenggarakan Diseminasi Kajian Implementasi Pengembangan Hidrogen Bersih Di Indonesia : Fokus Hidrogen Hijau

News Saturday, 2 March 2024

Pada tanggal 01 Maret 2024 yang lalu, Pusat Studi Energi UGM melakukan diseminasi hasil penelitian dengan judul Kajian Tematik Pengembangan Hidrogen Bersih di Indonesia. Penelitian tersebut merupakan hasil kerjasama antara PSE UGM, GIZ Indonesia, dan Kementerian PPN/Bappenas. Acara diseminasi dihadiri oleh Kementerian Bappenas, Direktorat Aneka EBTKE, BRIN, BUMN, dan stakeholder terkait lainnya.

Pengembangan hidrogen dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emis gas rumah kaca utamanya bagi sektor-sektor yang belum terelektrifikasi. Pada acara tersebut, PSE UGM menyampaikan hasil kajian yang telah dilakukan mencakup potensi pemanfaatan hidrogen hijau, value chain pengembangan hidrogen hijau, sektor-sektor prioritas pengembangan hidrogen hijau, dan kebutuhan regulasi untuk industri hidrogen hijau Indonesia.

Pada kajian yang dilakukan oleh PSE UGM, terdapat beberapa potensi pemanfaatan hidrogen hijau yang ditekankan yaitu feedstock untuk produksi ammonia, produksi methanol (bahan baku untuk plastic, resin, dan bahan bakar), bahan bakar atau energi untuk kendaraan (fuel cell), penyimpanan energi untuk kelistrikan, dan reduksi logam murni seperti produksi besi. Potensi pemanfaatan hidrogen hijau lain mencakup hidrogenasi, hydrocracking, dan desulfurisasi.

Prioritisasi penngembangan hidrogen perlu dilakukan dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya. PSE UGM melakukan prioritisasi terhadap beberapa sektor dengan potensi pemanfaatan hidrogen yaitu ammonia, transportasi (light vehicle), transportasi kereta, dan transportasi laut. Analisis prioritisasi dilakukan dengan menghitung cost effectiveness yaitu sektor dengan penurunan emisi paling tinggi untuk setiap EUR1 investasi yang dilakukan. Berdasarakan hasil perhitungan PSE UGM, sektor dengan nilai cost effectiveness paling baik adalah transportasi kereta dan ammonia. Setelah mengetahui sektor prioritisasi pengembangan hidrogen maka perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor pendukung dalam pengembangan hidrogen hijau.

Pertama, faktor penting dalam pengembangan hidrogen hijau adalah value chain. Value chain pengembangan hidrogen yang ada saat ini terhambat oleh besarnya biaya distribusi hidrogen melalui pipa ataupun truk. PSE UGM memberikan alternatif value chain hidrogen hijau untuk menekan biaya distribusi. Alternatif 1 adalah penggunaan green certificate yang menjamin listrik untuk produksi hidrogen bersumber dari energi terbarukan (EBT). Pabrik H2 dibangun di fasilitas pengguna dan diproduksi menggunakan listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan (divalidasi dengan sertifikat hijau) yang didistribusikan menggunakan transmisi yang sudah ada. Alternatif 2 adalah Pabrik H2 dibangun di fasilitas pengguna dan diproduksi menggunakan listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan yang didistribusikan menggunakan transmisi khusus (harus dikembangkan jika belum ada). Alternatif 3 adalah Pabrik H2 dibangun di fasilitas pengguna dan diproduksi menggunakan listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan yang didistribusikan menggunakan transmisi khusus (harus dikembangkan jika belum ada). Sertifikat hijau tidak diperlukan untuk alternatif ini.

Kedua, kerangka regulasi yang tepat dan menyeluruh juga diperlukan untuk mendukung pengembangan hidrogen hijau. Beberapa poin penting dalam penyusunan kerangka regulasi adalah regulasi induk yang mengatur hidrogen, regulasi yang mengatur sertifikasi hidrogen, dan skema kelembagaan pengembangan hidrogen hijau. Pengembangan regulasi induk diharapkan dapat mengatur tentang ketentuan umum, tujuan dan sasaran, kategorisasi hidrogen, rantai pasok, tata Kelola, dan mekanisme monitoring.

Setelah melakukan pemaparan terkait hasil kajian di atas, acara diseminasi ditutup dengan masukan dari beberapa peserta diseminasi. Saran dan masukan tersebut terkait dengan keterlibatan lembaga penelitian dan universitas dalam pengembangan ekosistem hidrogen hijau.

1234…7

Pusat Studi Energi
Sekip Blok K1.A Kampus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia
Tel/Fax: +62-0274-549429 | e-mail : pse@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Energi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Blok K1-A Yogyakarta 55281

pse@ugm.ac.id
 +62 (274) 549429
 +62 (274) 549429

Pusat Studi Energi

  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak

© Pusat Studi Energi - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY