• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Energi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak
  • Beranda
  • News
  • Renewable Energy
  • page. 7
Arsip:

Renewable Energy

Pengembangan Perlu Terobosan Kebijakan

NewsRenewable Energy Thursday, 13 January 2011

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mengatakan, pemerintah harus melakukan terobosan kebijakan yang lebih menarik untuk investasi energi baru dan terbarukan (EBT).

“Jaminan limpahan sumber daya energi baru dan terbarukan tidak cukup. Perlu terobosan kebijakan untuk menarik investasi dan investor guna pengembangannya, ” kata Ketua Umum METI Hilmi Panigoro usai paparan tentang World Renewable Energy and Energy Efficiency Conference (WREEEC) 2011 di Jakarta, Senin (20/12).Menurut dia, kebijakan baru itu khususnya menyangkut harga dan kewajiban pasok (mandatory). Sebab, tahun 2011 menjadi momentum untuk dikeluarkannya kebijakan baru yang menarik untuk investasi EBT.Berdasarkan data International Energy Agency, total investasi energi baru dan terbarukan dunia mencapai 140 miliar dolar AS, namun baru 1 persennya yang diambil Indonesia.Pada kesempatan yang sama, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luluk Sumiarso mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan regulasi sebagai payung hukum pengembangan EBT.Pemerintah berjanji, Undang-Undang (UU) Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan akan rampung pada 2011. Saat ini banyak energi baru yang masih belum dioptimalkan penggunaannya.Misalnya Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar 28.000 megawatt (MW), namun yang baru terpakai sekitar 1.200 MW. Begitu juga dengan energi air yang memiliki potensi 78.000 MW, tapi baru terpakai di bawah 10 persen.Pasar GlobalDi tempat terpisah, pengamat hubungan internasional Muhadi Sugiono dan peneliti Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sudiartono mengatakan, pemerintah perlu memaksimalkan diplomasi politik luar negeri dalam kompetisi percaturan pasar energi dunia. Ini dimaksudkan untuk mengamankan pasokan dan kebutuhan energi nasional.Apalagi mengingat negara-negara besar dunia, seperti India, China, Jepang, dan Korea Selatan, terus mengamankan kebutuhan energi dengan mendapatkan akses selain dari Timur Tengah. “Ketergantungan setiap negara dunia semakin tinggi terhadap sumber energi,” katanya.Dia mengatakan, China sebagai salah satu negara yang menyumbang 12 persen total konsumsi energi di dunia, kini mengembangkan pasar impor di luar negeri. Ini dilakukan dengan mendukung perusahaannya melakukan eksploitasi di luar negeri, yakni di Asia Tengah dan Rusia, Timur Tengah, dan Afrika Utara serta Amerika Latin. Sementara Jepang dan Korea Selatan kini mencari alternatif sumber energi selain Timur Tengah, yakni Siberia Timur.Sedangkan Sudiartono menilai, China dan India saat ini sangat agresif untuk mengamankan cadangan energi minyak mereka untuk melindungi perusahaan nasionalnya.Namun, pemanfaatan energi di China sepenuhnya dimanfaatkan untuk memproduksi barang dan jasa yang menghasilkan devisa negara. Berbeda dengan Indonesia, lemahnya penguasaan teknologi menyebabkan pemanfaatan energi hanya memenuhi kebutuhan konsumtif.

Terbuka, Pengembangan Energi Surya

Renewable Energy Tuesday, 11 January 2011

YOGYAKARTA-Pengembangan energi surya di Indonesia masih terbuka. Namun sayang, pemerintah seakan-akan tidak memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan potensi energi tenaga surya khususnya menjadi energi listrik. Padahal, jika dikembangkan secara optimal, energi surya dapat menjadi salah satu solusi atas berkurangnya pasokan energi listrik PLN. “Yang cukup terbuka dikembangkan adalah pengembangan energi surya. Sayangnya, pemerintah terlihat belum kuat keinginannya untuk mengembangkan,” tutur peneliti yang juga Wakil Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Dr. Sudihartono, Kamis (1/7).

PSE : Bioetanol dari CO2

Renewable Energy Tuesday, 11 January 2011

Liputan Berita Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) bekerjasama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DP2M DIKTI), Kementerian Pendidikan Nasional RI melalui program Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional melakukan riset pengembangan teknologi untuk memproduksi bioetanol dan bioalkohol dari gas karbon dioksida (CO2). Kerjasama penelitian bersifat multi tahun, dimulai pada tanggal 15 Juli 2010 dan akan berakhir pada tanggal 30 November 2011. Prof. Drs. Jumina, Ph.D., Kepala PSE UGM, mengatakan riset ini ditujukan untuk mengembangkan teknologi yang efisien guna mengkonversi karbon dioksida menjadi metanol, etanol, isopropanol, dan t-butanol juga dikenal sebagai bioalkohol generasi ke-2.

1…567

Pusat Studi Energi
Sekip Blok K1.A Kampus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia
Tel/Fax: +62-0274-549429 | e-mail : pse@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Energi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Blok K1-A Yogyakarta 55281

pse@ugm.ac.id
 +62 (274) 549429
 +62 (274) 549429

Pusat Studi Energi

  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak

© Pusat Studi Energi - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY