Pada tanggal 29 April 2024, Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari para pakar energi dari Delft University of Technology, yaitu Prof. Jaco Quist, Prof. Kornelis Blok, dan Jannis Lager. Acara ini dimulai dengan sambutan dari Prof. Sarjiya, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan pemaparan penelitian masing-masing pihak.
Pemaparan pertama disampaikan oleh Pak Adnan Sandy dari PSE UGM, yang membahas tentang “Wave Energy Converter Oscillating Water Column” dan potensi energi gelombang di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa energi gelombang di lokasi-lokasi dengan potensi tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Potensi energi gelombang yang melebihi 30 kW/m tersedia sepanjang tahun di lokasi-lokasi selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta perairan di lepas pantai barat Sumatera. Pemilihan teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang dan pasang surut (PLTGL) yang telah siap untuk dipasang, mudah dalam pembuatan dan mobilisasi, serta memiliki konsep teknologi sederhana dengan kebutuhan perawatan rendah menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Selanjutnya, Pak Rizki memaparkan tentang “Generation Expansion Planning considering hydrogen-clean water cogeneration and nexus with CO2 emission to supply the demand of electricity, hydrogen, and clean water in the New Capital of Indonesia”. Dalam paparannya, Pak Rizki menekankan pentingnya perencanaan pengembangan energi yang mempertimbangkan keterkaitan antara permintaan listrik, hidrogen, emisi CO2, konversi hutan, dan pasokan air bersih di Ibu Kota Negara baru. Kerjasama penelitian dengan Otorita IKN dan Leiden-Delf-Erasmus (LDE) University juga menjadi sorotan, dengan tujuan mengembangkan kota pintar, hijau, nyaman, dan modern di Ibu Kota Negara baru Indonesia.
Pemaparan ketiga disampaikan oleh Prof. Sarjiya mengenai “Renewable Energy Resources Mapping in Indonesia”. Beliau memaparkan peta potensi sumber daya energi terbarukan di berbagai provinsi di Indonesia, serta metode perhitungannya. Data menunjukkan bahwa beberapa provinsi memiliki potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, seperti Papua, Kalimantan Tengah, dan Irian Jaya Barat.
Dari Delft University of Technology, Prof. Jaco Quist mempresentasikan metode baru dalam pemetaan potensi energi angin onshore dengan memperhitungkan variabilitas kriteria seleksi lokasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pemetaan fleksibel dapat meningkatkan transparansi penilaian potensi sumber daya dan memberikan rekomendasi yang lebih bermanfaat untuk pengembangan energi angin di Indonesia.
Jannis Lager menyampaikan kerangka kerja baru untuk menganalisis potensi bankable dari energi surya PV di Indonesia. Kerangka kerja ini mempertimbangkan risiko pembiayaan proyek dan menunjukkan bahwa potensi bankable energi surya PV di Indonesia dapat meningkat dengan adanya tarif feed-in yang kompetitif dan penghapusan sementara pembatasan impor.
Prof. Kornelis Blok menutup sesi dengan memaparkan pentingnya kabel transmisi listrik bawah laut atau island links untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang besar dengan pulau-pulau yang memiliki permintaan energi tinggi. Penelitian beliau menunjukkan bahwa interkoneksi antar pulau dapat menjadi kunci dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju dekarbonisasi penuh sektor energi.
Acara ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara PSE UGM dan Delft University of Technology dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan, serta mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target energi berkelanjutan.