• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Energi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak
  • Beranda
  • News
  • Sosial Energy
  • page. 2
Arsip:

Sosial Energy

Pemanfaatan Gas Suar: Peluang dan Tantangan di Indonesia

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Tuesday, 1 August 2023

 

Jakarta – Dalam sebuah forum diskusi Pemanfaatan Gas Suar: Peluang dan Tantangan di Indonesia (FGD) yang dilaksanakan di Merlynn Park Hotel pada tanggal 13 Juli 2023 serta dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor migas dan industri pupuk di Indonesia, isu pemanfaatan gas suar menjadi sorotan utama. Gas suar, yang selama ini sering tidak dimanfaatkan secara maksimal, ternyata memiliki potensi besar, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan.

 

Prof. Sarjiya (Kepala PSE UGM ) menyoroti bahwa perkembangan transisi energi di Indonesia masih dirasa kurang cepat. Meskipun ada peningkatan dalam penggunaan New and Renewable Energy (NRE), target pengurangan emisi untuk tahun 2025 dan 2030 masih jauh dari harapan. Prof. Sarjiya menekankan bahwa pengurangan emisi tidak hanya dapat dicapai melalui pemanfaatan NRE, tetapi juga melalui strategi lain seperti efisiensi industri untuk meminimalkan produksi CO2. Selain itu, beliau juga mengungkapkan kekhawatiran perusahaan Indonesia terhadap tuntutan internasional yang belum diakomodasi oleh hukum Indonesia, seperti penerapan CBAM oleh Uni Eropa.

 

Ardyanto Fitrady, Ph.D., ahli ekonomi PSE UGM mengemukakan tiga manfaat ekonomi dari pemanfaatan gas suar. Pertama, dari perspektif makro, gas suar memerlukan investasi baru untuk diubah menjadi komoditi baru, seperti listrik. Investasi ini, dapat memberikan dampak ekonomi yang berbeda di lokasi yang berbeda, termasuk pada output, pendapatan masyarakat, dan peluang kerja. Selain itu, nilai investasi tergantung pada seberapa besar gas suar yang dimanfaatkan. Kedua, ada potensi besar dalam “carbon saving“, dengan estimasi penghematan emisi sebesar 10-19rb CO2. Valuasi manfaat dari penghematan karbon ini diperkirakan mencapai USD42,75 per ton CO2. Ketiga, bagi perusahaan, pemanfaatan gas suar dapat menghasilkan penghematan biaya pembangkit kilang antara 15-39%. Selain itu, ada potensi pengurangan pajak karbon jika emisi yang dihasilkan berkurang.

 

Dr. Irine Handika sebagai ahli hukum PSE UGM  menyoroti pentingnya keberadaan dasar hukum yang jelas dan kuat di Indonesia. Menurut Dr. Irine Handika, meskipun saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur pemanfaatan gas suar, terdapat beberapa ketentuan yang dapat dijadikan acuan. Namun, beliau menekankan bahwa peraturan yang ada saat ini, khususnya yang berkaitan dengan teknis administratif, belum cukup memberikan kepastian bagi investor dan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan peraturan yang lebih tinggi untuk memastikan kepastian terkait kewajiban dan investasi dalam pemanfaatan gas suar.

 

Pertamina EP, melalui Bapak Petrus, menguraikan bahwa gas suar memiliki komposisi dan spesifikasi yang berbeda. Terdapat perbedaan signifikan antara gas suar dari kegiatan hulu dan hilir, terutama dari sisi nilai ekonomi dan bentuknya. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengkonversi gas suar, yang seringkali dianggap sebagai limbah, menjadi sumber daya ekonomi. Sebagian besar gas suar yang dihasilkan merupakan gas associated atau gas ikutan dari produksi minyak, yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi. Hal ini menyulitkan gas tersebut untuk dimasukkan ke dalam sistem pipa tanpa perlakuan khusus. Selain itu, Pertamina EP juga menyoroti kebutuhan akan infrastruktur pendukung dan solusi bagi gas dengan impurities tinggi. Meskipun demikian, Pertamina EP percaya bahwa dengan insentif yang tepat, pemanfaatan gas suar dapat menjadi lebih menarik.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) memaparkan tantangan dan strategi mereka dalam mengelola gas suar. Menurut perwakilan dari PHR, kondisi di Rokan mirip dengan yang dihadapi oleh Pertamina EP, di mana gas suar yang ada tersebar dan volumenya relatif kecil. Namun, dengan adanya infrastruktur yang terintegrasi dengan baik, PHR mampu memanfaatkan sebagian besar gas suar sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. PHR juga mengungkapkan bahwa mereka telah memanfaatkan teknologi AGRP (Associated Gas Recovery Plant) untuk meningkatkan kualitas gas suar, mengurangi emisi, dan memaksimalkan pemanfaatan gas tersebut. Selain itu, PHR juga membeli gas dari pihak ketiga dengan kualitas yang lebih baik untuk diblend dengan gas suar, memastikan efisiensi dan kualitas yang optimal dalam proses produksi.

 

Pupuk Indonesia oleh Pak William memaparkan strategi dan pendekatannya dalam memanfaatkan gas suar. Sebagai salah satu industri terbesar yang memproduksi amonia, Pupuk Indonesia memanfaatkan gas sebagai bahan baku utama. Menariknya, bahwa saat ini tidak ada waste gas yang dibuang dari proses produksi amonia, karena seluruhnya digunakan sebagai bahan pemanas. Selain itu, Pupuk Indonesia juga menyoroti potensi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dalam produksi urea. Terakhir, Pupuk Indonesia juga mengungkapkan rencananya untuk mengarah ke produksi green ammonia, meskipun saat ini masih dalam tahap penelitian mengenai keekonomian proses tersebut.

 

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), sebagai perusahaan yang bergerak di sektor industri pupuk, menekankan bahwa sudah memanfaatkan gas suar sepenuhnya dalam proses produksi. Menurut perwakilan dari PKT, proses yang mereka jalankan mirip dengan Pupuk Indonesia. Selain itu, PKT menekankan bahwa produksi amonia mereka dilakukan dengan memanfaatkan hidrogen. Pendekatan efisiensi ini menunjukkan komitmen PKT dalam mengoptimalkan sumber daya dan berkontribusi pada upaya pengurangan emisi.

 

Pertamina Power mengungkapkan pendekatan dan tantangan mereka dalam memanfaatkan gas suar untuk sektor ketenagalistrikan. Menurut perwakilan dari Pertamina Power, mereka memiliki turbin yang mampu memanfaatkan berbagai jenis gas suar. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengakomodasi intermitensi atau ketidakstabilan dalam pemanfaatan gas suar untuk pembangkit listrik menjadi kendala utama, terutama karena syarat PJBL (Perjanjian Jual Beli Listrik) yang ketat. Hal ini menegaskan bahwa meskipun ada potensi besar dalam pemanfaatan gas suar untuk energi, masih ada rintangan regulasi.

 

Dari diskusi ini, jelas bahwa pemanfaatan gas suar memiliki potensi besar di Indonesia. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, termasuk aspek regulasi, infrastruktur, dan keekonomian. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya, Indonesia dapat memaksimalkan potensi gas suar untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

Implementasi Nilai Ekonomi Karbon: Langkah Besar Indonesia Menuju Net Zero Emissions 2060

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Wednesday, 28 June 2023

Selasa, 27 Juni 2023 – Dalam sebuah FGD online yang diselenggarakan oleh PSE UGM, beberapa pembicara kunci memaparkan tentang Implementasi Nilai Ekonomi Karbon di Indonesia. Langkah ini merupakan salah satu bentuk komitmen Indonesia dalam berkontribusi pada upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.
PLN Menuju NZE 2060 Dalam presentasinya, Ibu Annisa Urfa dari PLN menjelaskan tentang visi dan misi PLN dalam mengurangi emisi karbon. Pada COP26, PLN sudah mendeklarasikan komitmen untuk NZE 2060. Sebagai langkah awal, PLN telah merilis roadmap untuk pencapaian tujuan jangka pendek (2021-2030) dan jangka panjang (2031-2060). Beberapa upaya yang dilakukan PLN termasuk dekarboninasi pembangkit batubara dan gas, meningkatkan porsi energi terbarukan dalam pembangkitan, dan pengembangan ekosistem hijau.


Regulasi Nilai Ekonomi Karbon Sebagai landasan hukum, pemerintah telah merilis beberapa regulasi yang menjadi dasar implementasi Nilai Ekonomi Karbon, di antaranya UU HPP, Perpres 98/2021, dan Permen ESDM 22/2019. Melalui skema ini, pemerintah mendorong pelaku usaha untuk mengurangi emisi mereka dan berpartisipasi dalam perdagangan karbon.

Sektor Energi dan Nilai Ekonomi Karbon Pak Qatro Romandhi dari ESDM menyatakan bahwa Direktorat Konservasi Energi akan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menerapkan nilai ekonomi karbon di sektor energi. Dengan roadmap yang jelas, pemerintah berharap untuk mencapai target penurunan emisi hingga 358 juta ton CO2 pada tahun 2030.

Kebijakan Fiskal untuk Transisi Energi Bapak Febri Pangestu dari BKF menekankan pentingnya kebijakan fiskal dalam mendukung transisi energi. Melalui berbagai instrumen, seperti pajak karbon dan perdagangan karbon, pemerintah berupaya memotivasi sektor bisnis untuk berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan. ETM (Energy Transition Mechanism) juga diperkenalkan sebagai mekanisme pembiayaan yang melibatkan sektor publik dan swasta dalam upaya transisi energi.
Dengan langkah-langkah yang telah diambil dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia optimis dapat mencapai komitmen NZE 2060. Upaya ini bukan hanya untuk memenuhi komitmen internasional, namun juga sebagai bentuk tanggung jawab kepada generasi mendatang untuk menyediakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

FGD Pembaharuan PERDA Perumahan di Wonogiri: Tantangan dan Solusi

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Wednesday, 21 June 2023

 

WONOGIRI – Proses penyusunan Peraturan Daerah (PERDA) terkait perumahan di Wonogiri tengah dikaji ulang. Sebagai langkah awal, Daftar Identifikasi Masalah dan Naskah Akademik telah dipersiapkan guna mengevaluasi dan menemukan solusi bagi tantangan-tantangan yang muncul dalam proses pembangunan perumahan di daerah ini.

Salah satu isu utama yang ditemui adalah kendala dalam menghadapi masalah-masalah inovatif di daerah. Dengan pengaturan yang lebih rinci, diharapkan masalah tersebut dapat dijadikan bahan diskusi konstruktif untuk perbaikan di masa depan.

Menyikapi anggaran, pihak PEMDA Wonogiri menekankan agar tidak memunculkan kewajiban eksplisit dalam perda, khususnya terkait persentase anggaran. Hal ini dikarenakan anggaran yang menjadi tuntutan warga tidak selalu sesuai dengan ketersediaan dana. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pembiayaan yang eksplisit akan memberatkan pemerintah daerah.

Berdasarkan feedback yang diterima, terdapat kekhawatiran bahwa luasan yang tertulis di perda terlalu luas. Sebagai contoh, di Wonogiri, sebuah kawasan dengan 10 rumah sudah dapat dikategorikan sebagai perumahan. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi pengembang pasca-pembangunan, terutama dalam menyiapkan dokumen PSU dalam kurun waktu satu tahun.

Untuk perumahan yang sudah lama dibangun dan melewati batas waktu satu tahun, solusi yang tepat masih dalam tahap pembahasan. Poin lainnya adalah masyarakat sering kali beranggapan akan ada bantuan dari pemerintah saat proses pendataan asset. Hal ini perlu mendapatkan penjelasan lebih lanjut agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Pasal 9 yang membahas tentang RTH menimbulkan pertanyaan, mengingat ada beberapa perumahan yang sama sekali tidak memiliki RTH. Apalagi dengan luasan yang minimal, misalnya 16 rumah dengan luasan kurang dari 1 hektar.

Pasal 11, yang diadaptasi langsung dari Kemendagri, juga menjadi sorotan. Terkait pembangunan PSU yang telah selesai dan developer yang sudah tidak terdeteksi, terdapat kebutuhan untuk menyusun prosedur penyerahan yang jelas, terutama jika tapak (site plan) tidak sesuai. Meski demikian, proses sertifikasi perumahan tetap menjadi wewenang Dinas Perumahan dan Permukiman, dan klausul yang telah disiapkan dianggap sudah dapat disetujui.

Diharapkan dengan evaluasi dan perbaikan PERDA ini, pembangunan perumahan di Wonogiri dapat berjalan lebih lancar dengan mengakomodir kepentingan dan hak-hak masyarakat.

PSE UGM dan PT PLN EPI Laksanakan Workshop dan Seminar Pengembangan Bio Energi

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Thursday, 1 June 2023

PSE UGM dan PT PLN EPI bekerjasama dalam pelaksanaan workshop dan Mini Seminar PLN EPI Pengembangan Bio Energi dalam Program Transisi Energi, Net Zero Emission, dan Positioning PLN EPI

UC Hotel UGM Yogykarta, 30 Mei 2023 – Dalam rangka mewujudkan komitmen Indonesia untuk transisi energi nasional dan menuju Net Zero Emission tahun 2060, PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama PSE UGM mengadakan workshop dan mini seminar di UC Hotel UGM, berjudul “Pengembangan Bio Energi dalam Program Transisi Energi, Net Zero Emission, dan Positioning PLN EPI”.


Workshop ini dibuka oleh Direksi PLN EPI yang menegaskan peran strategis PLN EPI dalam menyusun rencana jangka panjang dan pengembangan energi primer, khususnya biomassa. Biomassa yang berasal dari tanaman budidaya, limbah, dan sampah organik ini diharapkan dapat mendukung pembangkitan listrik yang lebih ramah lingkungan.

PLN EPI menyatakan komitmennya dalam program co-firing yang memanfaatkan biomassa sebagai salah satu bahan bakarnya. Hal ini tidak hanya sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi terbarukan namun juga sebagai bagian dari program pelestarian lahan dan keterlibatan aktif masyarakat.

Aqsha Ph.D., dalam pemaparannya menyebutkan bahwa bioenergi menjadi salah satu pilar dalam ekonomi hijau Indonesia. Meskipun ada tantangan dalam mencapai Net Zero Emission, potensi bioenergi di Indonesia, terutama untuk transportasi, sangat besar.

Prof. Deendarlianto memberikan penekanan pada aspek supply chain dan model bisnis biomassa. Dia menyoroti kebutuhan untuk memastikan stabilitas pembangkit dan jaringan supply, serta memberikan pandangan terhadap optimasi bioenergi pada PLTU.

Trois Dilisusendi, S.T., M.E, menyoroti potensi biomassa untuk energi di Indonesia dan upaya yang diperlukan untuk mengembangkan supply chain yang berkelanjutan.


Sementara itu, Prof. Sarjiya menekankan pentingnya pemanfaatan biomassa untuk memastikan sistem ketenagalistrikan Indonesia yang handal, murah, dan ramah lingkungan.

Antonius Aris S mengakhiri sesi dengan skenario pemenuhan kebutuhan bioenergi, membandingkan potensi produksi wood pellet Indonesia dengan negara-negara lain seperti Vietnam.

Acara ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari PT PLN EPI kepada semua pihak yang terlibat, terutama Universitas Gadjah Mada, PSE UGM, dan panitia penyelenggara.
Dengan semangat kolaborasi dan berbagi pengetahuan, acara ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif semua pihak dalam mengembangkan sistem energi nasional yang unggul dan berkelanjutan.

Pemetaan Potensi Energi Baru Terbarukan di Kawasan Industri Makasar

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Tuesday, 30 May 2023

Kajian penyusunan rencana aksi implementasi energi terbarukan di kawasan industri membutuhkan input data berupa kondisi eksisting di kawasan industri serta rencana pengembangan kawasan industri yang menerapkan prinsip energi transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kunjungan ke kawasan industri di beberapa lokasi terpilih. Lokasi tersebut antara lain di Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan pertama yang dilakukan adalah di Kawasan Industri Makasar untuk mendapatkan informasi terkait rencana pengembangan kawasan industri yang mengedepankan energi hijau. Tujuan kegiatan ini adalah menyusun rencana aksi implementasi energi terbarukan di kawasan industri. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2023 yang bekerja sama dengan Kementrian Perindustrian.

KOLABORASI DEM DAN PSE UGM DALAM KEGIATAN NATIONAL ENERGI FESTIVAL (NEF)

AgendaNewsRenewable EnergySosial Energy Monday, 30 January 2023

National Energy Festival (NEF) merupakan sebuah rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menyambut dan memeriahkan Hari Energi Dunia yang bertepatan dengan tanggal 22 Oktober 2022. Pelaksanaan NEF bermaksud untuk menyambut dan memeriahkan hari energi, memberikan edukasi energi kepada masyarakat umum, menyalurkan bakat dan minat dalam inovasi energi, dan mengapresiasi karya energi dari Dewan Energi Mahasiswa UGM.

Pada tahun ini, NEF mengangkat tema utama “Optimasi Pemerataan Energi Wujudkan Negara Tangguh Energi”. Tema ini dilatarbelakangi dengan belum meratanya ketersediaan dan pasokan energi di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan banyaknya perairan yang menjadi penghubung antar pulau tentu memiliki aksesibilitas yang beragam antar satu tempat dengan tempat lainnya, inilah yang menyebabkan pemerataan energi sulit tercapai. Pulau-pulau yang terisolir sering kali tidak mendapat pasokan energi yang memadai, terutama energi listrik. Melalui tema ini, harapannya akan semakin banyak masyarakat khususnya generasi muda yang sadar bahwa pemerataan energi perlu menjadi fokus utama untuk membangun negara kita, Indonesia, menjadi negara tangguh energi.

Kegiatan NEF ini berbentuk serangkaian acara yang bertujuan untuk menyambut dan memeriahkan hari energi, memberikan edukasi energi kepada masyarakat umum, menyalurkan bakat dan minat dalam inovasi energi, dan mengapresiasi karya energi dari Dewan Energi Mahasiswa UGM. Rangkaian acara akan berlangsung selama 1 bulan dengan acara pembukaan berupa opening ceremony, pelaksanaan acara seperti competition, Bootcamp, dan kegiatan kampanye hari energi, kemudian diakhiri dengan acara Closing Ceremony sekaligus Awarding Night. Opening Ceremony dilaksanakan tanggal 6 November 2022. Opening Ceremony berisi webinar Energy sebagai acara dengan pembicara Bapak Prof. Drs. Purwo Santoso (guru besar Fakultas Ilmu Politik UGM), Bapak Trois Dilisusendi (Koordinator Penyiapan Program Bioenergi Ditjen EBTKE), dan Bapak Ir. Sarjiya (Kepala Pusat Studi Energi UGM) sebagai keynote speaker .Webinar ini akan memberikan insight awal kepada peserta terkait overview upaya pemerataan dan transformasi energi di Indonesia serta masalah yang dihadapi untuk

 

mewujudkan hal tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait apa yang akan menjadi tema pada acara NEF kali ini. Selanjutnya rangkaian acara NEF 2022 terdiri dari acara Kampanye Hari Energi, Competition, dan Energy Bootcamp

Kampanye merupakan serangkaian acara yang bertujuan untuk memperkenalkan NEF kepada pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum yang sekaligus mengajak berbagai pihak untuk dapat berpartisipasi dalam seluruh rangkaian acara NEF 2022. Kampanye yang kami lakukan berupa kegiatan posting konten. Posting konten merupakan kegiatan kampanye online dengan menggunakan media poster dan video edukasi tentang kepedulian terhadap energi, khususnya energi terbarukan yang ditujukan kepada masyarakat umum supaya lebih peduli dengan kondisi energi di Indonesia.

Energy Bootcamp merupakan serangkaian pelatihan dan edukasi terkait energi terhadap peserta yang mengikuti. Pada tahun ini, Energy Bootcamp yang dilaksanakan akan mengangkat topik materi berdasarkan tiga aspek utama dalam pembangunan energi di wilayah 3T yaitu sosial, ekonomi, dan teknologi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu dengan pembukaan berupa webinar, empat kelas pelatihan sesuai subtema yang dipilih peserta, kemudian fit and proper test untuk menguji pengetahuan dari peserta di akhir rangkaian acara. Dalam pelaksanaannya, Energy Bootcamp menghadirkan narasumber yang terdiri atas tiga aspek utama yaitu akademisi, praktisi energi, dan pemerintahan, khususnya perwakilan dari Kementerian ESDM. Berdasarkan tema utama dari rangkaian National Energy Festival yakni “Optimasi Pemerataan Energi Wujudkan Negara Tangguh Energi” maka dalam acara bootcamp ini pun akan dibagi menjadi 2 (dua) sub-tema yang dapat dipilih oleh mahasiswa peserta bootcamp. Nantinya setiap sub tema akan dirangkum dalam satu kelas, yaitu Pemerataan energi di wilayah 3T melalui pendekatan sosial humaniora, Aplikasi Ilmu ekonomi makro dan mikro dalam mewujudkan akses energi bagi wilayah 3T. Kegiatan Bootcamp ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai universitas di Indonesia. Dari kegiatan ini diperoleh 3 peserta terbaik yang mampu menyelesaikan rangkaian acara bootcamp dengan baik.

Competition merupakan serangkaian kegiatan lomba tentang energi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyalurkan bakat dan minat generasi muda (mahasiswa) dalam inovasi di bidang energi. Kompetisi yang diselenggarakan terdiri dari kompetisi study case, Sinergion, dan Paper. Study Case Competition National Energy Festival adalah kompetisi yang memungkinkan mahasiswa untuk mendemonstrasikan kritik mereka mengenai kemampuan berpikir, tekad untuk

 

mengatasi masalah yang kompleks, dan bekerjasama di tim untuk memecahkan kasus mengenai pengembangan energi di daerah 3T(daerah tertinggal, terdepan, dan terluar). Tim yang berpartisipasi kompetisi akan ditantang dengan pernyataan masalah kasus yang diberikan untuk menciptakan inovasi dan pemecahan masalah. Selain itu, tim yang berpartisipasi juga harus mampu mengkaji penyelesaian kasus dengan menggunakan pendekatan masalah yang tepat dan realistis dalam solusi laporan dan presentasi di depan juri. Tema Study Case Competition NEF yang diangkat pada tahun ini tetap berdasarkan Tema Besar dari National Energi Festival 2022 yaitu “Inovasi Pengambangan dan Pemanfaatan Energi di Daerah 3T guna Terciptanya Pemerataan Energi dalam Upaya Mewujudkan SDGs 2030.” Dengan tema ini diharapkan dapat mengembangkan inovasi untuk memecahkan permasalahan yang ditujukan untuk mendukung pemerataan energi di Indonesia dan SDGs poin ke-7 dalam pengembangan energi berkelanjutan. Lomba study case diikuti oleh 11 tim dari berbagai macam universitas di Indonesia.

Lomba Paper Hari Energi ini merupakan Lomba Paper yang dilaksanakan dengan tujuan memfasilitasi minat pelajar terkait perkembangan dan pengembangan energi dan energi baru terbarukan di Indonesia. Lomba Paper Hari Energi ini ditujukan untuk Mahasiswa Sarjana/Sarjana Terapan/Diploma S1/D4/D3. Lomba Paper akan ini dilaksanakan dalam 3 tahap pelaksanaan. Tahap pertama dalam Lomba Paper Hari Energi adalah seleksi abstrak, pengumpulan full paper dan diakhiri dengan kegiatan presentasi karya tulis oleh 10 finalis. Lomba Paper ini memiliki tema Peran Aktif Mahasiswa dalam Memenuhi Energi Bersih dan Terjangkau serta Implementasi Bauran Energi 2050 di Indonesia. Lomba paper diikuti oleg 33 tim dari berbagai universitas di Indonesia, dengan tiap tim maksimal terdiri dari 3 anggota.

Seluruh kegiatan NEF 2022 ini melibatkan Pusat Studi Energi UGM, baik dari administrasi maupun dari pengisi acara dan penjurian. Pengisi pembicara Bootcamp berasal dari beberapa staff PSE baik dosen maupun teknisi di bidang ahlinya. Sementara untuk juri lomba study case dan paper berasal dari PSE.

PSE Diseminasikan Visi Hidrogen Hijau Indonesia oleh PSE UGM

AgendaNewsRenewable EnergySosial Energy Saturday, 31 December 2022

Jakarta – Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) menggelar seminar bertajuk “Visi Hidrogen Hijau untuk Indonesia” pada 14 Desember 2022 di Four Points by Sheraton, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mendalami potensi dan tantangan pengembangan hidrogen sebagai sumber energi masa depan di Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Sarjiya, Kepala PSE UGM, menekankan pentingnya transisi menuju energi terbarukan. Ia menyoroti bahwa meskipun Indonesia telah mencapai 12% penggunaan energi terbarukan, negara ini tetap memiliki target ambisius sebesar 25% pada 2025. Hidrogen, khususnya green hydrogen, dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tantangan oversupply energi di Indonesia. Sektor transportasi dan penyimpanan energi diidentifikasi sebagai dua sektor potensial yang bisa memanfaatkan gas hidrogen.

Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng., IPU dari Dewan Energi Nasional, memberikan pandangan mendalam tentang lanskap energi saat ini di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mendorong pertumbuhan industri dengan menggunakan energi bersih demi mendukung keberlanjutan dan Net Zero Emissions (NZE). Agus juga menyoroti perlunya meningkatkan konsumsi energi per kapita Indonesia untuk memicu pertumbuhan ekonomi, dengan mengaitkannya dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Sementara itu, Andriah Feby Misna, S.T., M.T., M.Sc, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan, membahas tentang potensi besar Indonesia dalam mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi. Meskipun saat ini produksi hidrogen masih mahal, diproyeksikan bahwa biaya produksi akan menurun di tahun-tahun mendatang, menjadikannya lebih kompetitif. Andriah juga menyoroti pilot project yang dilakukan bersama Pertamina dalam produksi green hydrogen, yang memiliki potensi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Dr. Adhika Widyaparaga dan Tim Green Hydrogen PSE UGM, memberikan pandangan komprehensif mengenai potensi Green Hydrogen sebagai solusi masa depan. Menurut Dr. Adhika, ada peluang besar di pasar Green Hydrogen, yang didorong oleh potensi dan kebutuhan energi Indonesia. Penegasan ini didasari oleh proyeksi penggunaan energi nasional dan perpindahan ibukota baru.

Analisis demand dan supply menunjukkan bahwa permintaan hidrogen saat ini banyak berasal dari sektor industri seperti metanol, amoniak, dan DRI. Diperkirakan permintaan hidrogen akan meningkat tiga kali lipat dibandingkan penggunaan energi saat ini. Dengan demikian, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk menjadi pelopor dalam pengembangan hidrogen. Pada saat yang sama, TRL (Technology Readiness Level) hidrogen hijau saat ini lebih banyak difokuskan pada penggunaannya di kilang minyak.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Dari sisi supply, harga green hydrogen masih relatif tinggi. Listrik yang dihasilkan dari green hydrogen saat ini masih lebih mahal dibandingkan energi dari batu bara. Selain itu, permintaan ekonomi untuk green hydrogen masih rendah. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk kebijakan yang dapat meningkatkan daya saing hidrogen hijau dibandingkan dengan sumber energi bersih lainnya.

Dr. Adhika juga memberikan masukan penting mengenai kebijakan Green Hydrogen. Menurutnya, hidrogen bisa berfungsi sebagai penyimpan energi pendukung EBT (Energi Baru Terbarukan). Saat ini, produksi Green Hydrogen yang paling komersil adalah Dark Fermentation. Namun, produksi bio-hidrogen dan teknologi penyimpanan, seperti Physical Storage yang sudah dikomersilkan, juga menjanjikan. Teknologi ini memanfaatkan prinsip Full Metalic di mana sebagian gas yang ditekan akan menempel pada dindingnya. Meski demikian, penyimpanan energi dari teknologi ini bisa memberi output maksimum umumnya 4-6 jam.

Memandang ke depan, Dr. Adhika menekankan pentingnya fokus pada feedstock industri, terutama pada sektor yang belum menggunakan hidrogen. Implementasi hidrogen hijau akan lebih efektif pada sektor-sektor yang belum dikarbonisasi. Salah satu sektor yang menjanjikan adalah heavy duty, yang dapat dipenuhi dengan lokasi pengisian yang terbatas.

Tantangan lain yang disoroti adalah kerangka kebijakan makro di bidang energi. Beberapa negara seperti Chili, Jepang, Australia, dan Prancis telah mengembangkan kebijakan hidrogen yang matang. Indonesia perlu memodifikasi undang-undang energi untuk menciptakan permintaan yang lebih tinggi. Koordinasi sektoral, khususnya di sektor perindustrian, dan amandemen UU Ketenagalistrikan juga menjadi krusial untuk meningkatkan nilai tambah hidrogen hijau di Indonesia.

Menutup paparannya, Dr. Adhika berharap Indonesia dapat merancang “Hydrogen Vision Framework” yang kuat sebagai panduan bagi masa depan energi bersih negara ini. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan seperti PSE UGM, banyak pihak optimis bahwa visi hidrogen hijau untuk Indonesia dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

TIM UGM,ITB, Penn State Univ., UC Boulder, dan Virginia Tech Lakukan Penelitian Urban Farming di Makassar

Renewable EnergySosial Energy Friday, 23 December 2022

Pada tanggal 21 – 23 Desmeber 2023 tim peneliti Modernizing Cities via Smart Urban Farming with Application of Artificial Intelligence (AI) and Machine Learning (ML) in Makassar City melakukan diskusi dengan apak Walikota Makassar serta dan kunjungan pada beberapa lokasi lorong wisata / garden alley. Kolaborasi yang dimulai tahun 2017 dan terus berlanjut dan berkembang sejak tahun 2020 – 2023 bersama Penn State Univ, UC Boulder , Virginia Tech, dengan dukungan kuat Pemerintah Kota Makassar, ITB dan UGM menjadi  tim dalam memperkuat urban farming (garden alley) sebagai program tambahan utk ikut mengembangkan Makassar.

Untuk mengatasi risiko urbanisasi dan ketahanan pangan, banyak pemerintah kota, termasuk Kota Makassar di Indonesia, semakin intensif mengintegrasikan pengembangan pangan dan pertanian baru . Secara khusus hal ini ditujukan untuk mengelola kerawanan pangan di daerah perkotaan dengan penduduk yang padat yang masih perlu lebih dipahami penanganannya di negara berkembang .

Jejaring sensor yang digabungkan dengan Internet of Things (IoT), cloud computing, dan mesin pembelajar (Machine Learning) mampu berperan dalam peningkatan produksi pangan dan pengurangan konsumsi air untuk pertanian. Namun demikian, teknologi ini masih jarang diadaptasi untuk urban farming.

Kota Makassar, dengan populasi 1,7 jt penduduk berkembang pesat dan berusaha untuk menjadi kota kelas dunia yang layak huni. Kota ini merupakan kota terbesar ke-5 di Indonesia yang terletak di Indonesia bagian timur. Kota Makassar telah memprakarsai pengembangan urban farming dengan mengeksplorasi pemanfaatan taman kota dalam lorong.

Dalam visinya Kota Makassar dianggap sebagai tubuh manusia dengan setiap lorongnya sebagai sel. Pengembangan urban farming yang sedang berlangsung di kota bertujuan untuk menciptakan sel-sel sehat melalui restorasi, keterlibatan masyarakat, dan layanan publik. Beberapa proyek urban farming di taman lorong mampu membangun koneksi kuat di antara masyarakat serta antara masyarakat dengan pemerintah. Perkembangan tersebut juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam lingkungan sosial dan peningkatan produktivitas.

Dimotivasi oleh perkembangan di Kota Makassar penelitian ini mengintegrasikan inovasi komunitas cerdas (Smart Community), mesin pembelajar (Machine Learning) dan Big Data pada desain urban farming di taman-taman lorong. Akan dilakukan eksplorasi data dan pengembangan sistem sebagai komponen pembangun kota cerdas (Smart City).

 

SMK Negeri 5 Kupang PKL di Pusat Studi Energi UGM

Renewable EnergySosial Energy Saturday, 3 December 2022

Sesuai dengan salah satu misi Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang energi bagi kemandirian dan kesejahteraan bangsa, Pusat Studi Energi UGM melakukan bimbingan praktik kerja lapangan (PKL) kepada Siswa SMK Negeri 5 Kupang. Kegiatan praktik kerja lapangan ini dimulai tanggal 12 September–30 November 2022. Praktik kerja lapangan fokus untuk mempelajari tentang energi terbarukan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pengenalan sistem pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH).

Kegiatan praktik kerja lapangan diberikan dalam bentuk materi,praktik dan kunjungan lapangan. Materi disampaikan di Pusat Studi Energi UGM untuk mengenalkan siswa tentang sistem pembangkit listrik tenaga surya, komponen yang digunakan serta jenis rangkaian yang digunakan pada PLTS yang terdapat di Pusat Studi Energi UGM. Selain materi tersebut siswa PKL juga diajarkan bagaimana melakukan perawatan dan pemeliharaan panel surya yang terdapat di Pusat Studi Energi UGM. Para siswa juga diajari untuk membuat rangkaian PCB menggunakan software Eagle.

Kunjungan lapangan dilakukan di Bumi Langit Imogiri Bantul Yogyakarta dan Pantai Baru Pandansimo. Kunjungan lapangan di Bumi Langit bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa terkait pemasangan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi yang digunakan di Bumi Langit. Kunjungan di Pantai Pandansimo bertujuan untuk mengenalkan siswa dengan sistem pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH) yang memanfaatkan potensi energi surya dan kekuatan angin yang dijadikan model dalam pengembangan energi terbarukan.

 

PSE UGM Kaji Proses dan Infrastruktur Logistik PT Petrokimia Gresik

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Saturday, 15 October 2022

Gresik – Tim dari Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kunjungan dan pengamatan langsung terhadap supply chain dan infrastruktur gudang PT Petrokimia Gresik pada 13-14 Oktober. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan umum proses logistik internal dan mengkaji berbagai aspek terkait dengan kegiatan logistik dan infrastruktur gudang yang ada.

Salah satu fokus utama dari pengamatan ini adalah pada proses inbound logistic bahan baku, di mana tim melakukan analisis kondisi existing berdasarkan data historis dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2021-2022). Pengkajian ini mencakup berbagai elemen kegiatan logistik, termasuk biaya yang terlibat di dalamnya.

Biaya logistik yang dianalisis terdiri dari beberapa elemen penting dalam rantai pasokan dan proses logistik internal. Analisis biaya ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efisiensi dan efektivitas operasional dalam kerangka kegiatan logistik PT Petrokimia Gresik.
Tim PSE UGM juga melakukan analisis dan evaluasi terhadap proses planning dan control (pengendalian operasi/dalops) dari kegiatan supply chain yang ada. Di samping itu, tim juga memberikan rekomendasi mengenai mekanisme perencanaan dan pengendalian yang dapat terintegrasi lebih baik, demi meningkatkan performa dan produktivitas dari kegiatan supply chain perusahaan.

Dari sisi infrastruktur, pengamatan dilakukan terhadap berbagai aspek seperti kondisi tiang pondasi gudang, kondisi lantai beton, jalur akses menuju gudang, struktur conveyor, belt dan roller conveyor, sistem saluran drainase, serta pengukuran kelembaban di dalam gudang. Kondisi-kondisi ini dievaluasi untuk memastikan bahwa semua elemen infrastruktur mendukung optimalisasi proses logistik dan supply chain.
Kunjungan dan pengamatan dari PSE UGM ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dan masukan yang berharga bagi PT Petrokimia Gresik dalam meningkatkan kinerja operasional mereka, khususnya terkait dengan kegiatan logistik dan manajemen rantai pasokan.

1234

Pusat Studi Energi
Sekip Blok K1.A Kampus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia
Tel/Fax: +62-0274-549429 | e-mail : pse@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Energi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Blok K1-A Yogyakarta 55281

pse@ugm.ac.id
 +62 (274) 549429
 +62 (274) 549429

Pusat Studi Energi

  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak

© Pusat Studi Energi - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY