• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Energi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak
  • Beranda
  • News
  • Sosial Energy
  • page. 3
Arsip:

Sosial Energy

PSE UGM Eksplorasi Potensi Energi Terbarukan di Ulubelu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

NewsRenewable EnergySosial Energy Friday, 30 September 2022

Ulubelu, Tanggamus – Tim dari Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar survei lapangan di area panas bumi Ulubelu, milik PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE), pada 30 September 2023. Kunjungan ini merupakan bagian dari eksplorasi dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia, dengan fokus pada optimalisasi sumber daya panas bumi.

Tim PSE UGM disambut hangat oleh kolega dari PGE yang telah memaparkan overview mengenai area Ulubelu, yang berlokasi di Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Ulubelu. Wilayah ini sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terdiri dari Unit 1 dan 2 dengan kapasitas masing-masing 55 MW, serta Unit 3 dan 4 yang juga memiliki kapasitas serupa.

Selain itu, PSE UGM juga melakukan pengamatan lapangan guna mengevaluasi kelayakan lokasi pembangkit listrik panas bumi, yang menjadi fokus utama dari survei ini. Tiga aspek utama yang menjadi perhatian tim sipil dalam studi kelayakan tersebut meliputi saluran drainase, jalan akses, dan kondisi lereng di sekitar area.
Tim geologi yang turut serta dalam survei mengobservasi bahwa tanah dasar di lapangan Panas Bumi Ulubelu terdiri dari tanah lempung. Lereng di Gunung Duduk, yang berlokasi di dekat area, memiliki terasering. Bagian atas terasering tersebut terdiri dari deposit tanah hasil pelapukan.


Dari segi kestabilan geologi, berdasarkan pengamatan, tidak terdapat kupasan batuan yang bisa menjadi indikator potensi rockfall. Menurut informasi sejak tahun 2016, tidak ada kejadian longsor di area ini selama periode tersebut.
Kerjasama antara PSE UGM dan PGE dalam eksplorasi dan pengembangan panas bumi ini menunjukkan komitmen bersama dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Pemanfaatan panas bumi, yang merupakan salah satu sumber energi yang ramah lingkungan, diharapkan dapat semakin mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil dan membawa kita selangkah lebih dekat menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan.

FGD Pengembangan Hidrogen Hijau pada Industri Sebagai Energi Terbarukan Indonesia

AgendaNewsPenelitianRenewable EnergySosial EnergyTraining Workshop Friday, 23 September 2022

 

PENGEMBANGAN HIDROGEN HIJAU SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN INDONESIA
Jakarta, 22 September 2022 – Dalam upaya mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060 oleh pemerintah Indonesia, PSE UGM membentuk sebuah Fokus Group Discussion (FGD) tentang “Pengembangan Sistem Hidrogen Hijau sebagai Penopang Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia” diadakan di Hotel Ashley, Jakarta. Acara ini menyoroti urgensi hidrogen sebagai storage atau carrier energi, yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi.
Kepala PSE UGM, Prof. Sarjiya mengungkapkan harapan besar dari FGD ini sebagai sarana mendapatkan dukungan dan masukan terkait tantangan hidrogen dalam industri. Sarjiya menekankan kesenjangan yang ada saat ini dalam upaya mencapai target NZE dan bagaimana potensi energi terbarukan di Indonesia, khususnya hidrogen, dapat dimanfaatkan dengan baik.


Prof. Deendarlianto dari PSE UGM memaparkan benchmark kerja sama antara Kyushu University dan Toyota dalam meluncurkan Toyota Mirai berbasis Hidrogen. Dia juga menyatakan bahwa hidrogen dapat dianggap sebagai solusi utama dalam mengatasi isu intermitensi energi terbarukan dan menjadi sumber penyimpanan jangka panjang. Namun, tantangan seperti investasi jangka panjang, biaya relatif tinggi, dan ketidakpastian regulasi menjadi penghalang utama.

Bpk. Basuki Juwono dari Indoturbine menginformasikan bahwa produk solar turbine perusahaan tersebut sudah siap untuk menggunakan hidrogen. Sedangkan Bpk. Bahrul Karim dari PT Butonas Petrochemical Indonesia menekankan pentingnya membangun pasar domestik untuk hidrogen hijau di tengah persaingan global. Bpk. Nanang Kurniawan dari Pertamina Power Indonesia menguraikan rencana pilot Pertamina untuk memproduksi hydrogen dari sumber geothermal.

Bpk. Dimas Ramadhan dari PT. Kilang Pertamina Internasional menyoroti penggunaan hidrogen di kilang, yang saat ini bergantung pada grey hydrogen. Meskipun tantangan ada, optimisme tinggi bahwa hidrogen hijau dapat memainkan peran penting dalam mendukung target NZE 2060 Indonesia.
Bpk. Febry Pandu Wijaya dari INKA menggarisbawahi potensi teknologi kereta di Indonesia yang saat ini didominasi oleh jalur non-electrified. Beliau menyatakan bahwa meski ada isu lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil, kereta bertenaga hidrogen menjadi harapan baru, khususnya bagi jalur yang belum dielektrifikasi.
Sementara itu, Bpk. William dari Pupuk Indonesia menyoroti kegunaan hidrogen melalui siklus utilisasi ammonia. Ammonia memiliki banyak kelebihan sebagai hydrogen carrier dan saat ini digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk sebagai bahan bakar di PLTU Kramasan.
Bpk. Indardi dari PT Pupuk Kaltim menekankan komitmen perusahaannya dalam mengurangi emisi dengan mempertimbangkan penggunaan Green Ammonia, meski ada tantangan biaya produksi yang tinggi.
Bpk. Sapto Hari Prasetyo dari PT Kaltim Parna Industri memberikan pandangan tentang pasar ammonia yang saat ini sedang berkembang, dengan isu-isu global seperti konflik Ukraina-Rusia yang mempengaruhi harga di pasar.
Terakhir, Bpk. Asep Zainuddin dari PT Kaltim Methanol Industri menjelaskan tentang proses produksi methanol konvensional dan tantangan serta prospek penggunaan feedstock alternatif seperti Bio-Methane dan Bio-syngas.

 

Dengan adanya FGD ini, diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih luas bagi pemangku kepentingan tentang teknologi dan energi masa depan di Indonesia, khususnya mengenai potensi hidrogen dan ammonia sebagai sumber energi alternatif yang berkelanjutan.

 

PSE UGM Diseminasikan Kajian Pengembangan Bahan Bakar A20 di Jambaran Tiung Biru, Jawa Timur

NewsRenewable EnergySosial Energy Friday, 12 August 2022

Jakarta – Dalam sebuah seminar yang diadakan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Prof. Sarjiya memaparkan pentingnya percepatan bauran energi untuk mencapai target pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Pemerintah menargetkan bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 31% pada tahun 2050. Namun, pada tahun 2021, pencapaian bauran energi baru mencapai 11,5%.

 

Salah satu solusi percepatan bauran energi adalah dengan memanfaatkan bio fuel, khususnya A20, sebagai alternatif bahan bakar untuk transportasi. Transformasi menuju kendaraan listrik memang menjadi harapan, namun masih banyak kendala yang perlu diatasi.

Pengembangan A20 dianggap sebagai solusi jangka menengah. A20 merupakan campuran bahan bakar yang terdiri dari alkohol seperti metanol dan etanol dengan bensin. Campuran ini dapat meningkatkan kualitas bensin dan mengurangi kandungan sulfur yang berpotensi menimbulkan polusi udara.

 

Sementara itu, Prof. Bambang Riyanto menyoroti kebutuhan BBM Indonesia yang mencapai 1,4 juta barel per hari, dengan produksi domestik hanya sekitar 700.000 barel per hari. Dia juga menekankan potensi besar penggunaan bahan bakar untuk kendaraan roda empat, yang mencapai 40% dari total penggunaan minyak.

Ardyanto Fitrady, Ph.D., menekankan beberapa dampak positif dari pengembangan bio refinery, seperti penciptaan investasi baru di kawasan industri Bojonegoro memiliki dampak positif terhadap lingkungan dengan teknologi CCUS yang dapat menyerap ton CO2 setiap tahunnya.

 

Dari perwakilan bio energi ESDM, disampaikan bahwa target realisasi bauran energi 2025 sebesar 23% saat ini masih berada pada angka 13,8%. Ada usulan bahwa dengan tambahan 5% bioethanol, pertalite dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi pertamax.

Sementara itu, perwakilan BKPM mengarahkan studi bersama yang akan dilakukan dalam waktu 1,5 bulan untuk menggali lebih dalam terkait kebutuhan bidang usaha A20. Ada kebutuhan diskusi lebih lanjut antara LEMIGAS, BKPM, ESDM, dan SKK Migas terkait supply gas dari Pertamina.

 

Perwakilan Research and Innovation Pertamina telah melakukan uji jalan untuk bahan bakar baru ini. Mereka berharap bahan bakar baru ini tidak akan mempengaruhi mesin kendaraan.

Kementerian Sekretariat Negara RI menekankan pentingnya kajian dan diskusi antar stakeholder terkait transisi menuju EBT. Sedangkan perwakilan SKK Migas berharap mendapatkan gambaran lebih detail terkait komposisi dan kapasitas plant.

Perwakilan BPI menekankan bahwa A20 dengan komposisi 15% Methanol dan 5% ethanol memiliki potensi ekonomi yang baik. Mereka berharap studi lebih lanjut dilakukan secara serentak oleh BPI dan Pertamina.

 

Dengan berbagai masukan dan diskusi yang telah dilakukan, diharapkan pengembangan bahan bakar A20 dapat menjadi solusi jangka menengah dalam upaya pencapaian target bauran energi pemerintah.

PSE Selenggarakan FGD Pengembangan Green Hydrogen di Indonesia

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Thursday, 30 June 2022

Pengembangan Sistem Hidrogen Hijau sebagai Penopang Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia

Jakarta – Fokus Group Discussion (FGD) oleh PSE UGM, mengenai potensi dan tantangan pengembangan hidrogen di Indonesia digelar di Aryaduta Hotel Jakarta, pada 30 Juni 2022. Dalam kata sambutannya, Prof. Deendarlianto selaku perwakilan dari PSE UGM mengatakan bahwa PSE UGM telah bekerja sama dengan Kementrian ESDM dan Pertamina Energy Institute untuk membangun roadmap terkait energi baru dan terbarukan, salah satunya green hydrogen.

Dengan tantangan global dalam mencapai emisi nol pada 2040, Ardyanto Fitrady, Ph.D. dari PSE UGM menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan green hydrogen sebagai solusi energi bersih. Salah satu tujuan utama FGD ini adalah mendiskusikan potensi green hydrogen dari berbagai aspek, hambatan dalam pengembangannya, dan rekomendasi dalam pemanfaatannya. Ardyanto Fitrady, Ph.D. juga menyebutkan sejumlah negara lain yang telah mengkaji pengembangan hidrogen, termasuk China, Timur Tengah, Afrika Utara, Uni Eropa, dan Jepang.

Menanggapi isu emisi, Bpk. Satya Widya Yudha dari Dewan Energi Nasional menyoroti bahwa emisi gas rumah kaca Indonesia meningkat 157% dari tahun 1990 hingga 2018. Hal ini menunjukkan urgensi untuk subtitusi energi, khususnya dalam sektor pembangkit listrik. Namun, ia juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa serta merta menghentikan penggunaan fosil. Alih-alih, ada tahapan pengembangan yang harus dilalui, yaitu dekarbonisasi, desentralisasi, lalu digitalisasi.

Bpk. Tony Susandy, Dirjen ETBKE, menambahkan pandangannya dengan mengatakan bahwa pemanfaatan hidrogen hingga 2040 kemungkinan besar baru akan terfokus pada sektor penyimpanan energi. Meskipun biaya produksinya relatif tinggi saat ini, diperkirakan akan ada penurunan harga seiring dengan peningkatan permintaan.

 

Dari sisi pertahanan, Bpk. Pujo Widodo dari UNHAN mengingatkan pentingnya kesiapan negara dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk potensi konflik yang berpusat pada sumber daya energi. Hidrogen sebagai sumber energi terbarukan bisa menjadi solusi dalam mengantisipasi ancaman tersebut.

Bpk. Yahya Rachman Hidayat dari Bappenas menekankan visi pemerintah untuk menjadikan hidrogen sebagai komoditas ekspor utama di masa depan. Dengan proyek-proyek seperti “zinc hidrogen” yang saat ini sedang berjalan, Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan kelebihan energi terbarukannya.

Mengakhiri sesi diskusi, Bpk. Faishal Basri, seorang ekonom dari UI, menyerukan kebutuhan regulasi yang kuat dan jelas dalam pengembangan green hydrogen untuk menghindari oligarki dan memastikan bahwa Indonesia memiliki paten teknologi produksinya sendiri.

FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret dan inisiatif strategis bagi Indonesia dalam mengembangkan green hydrogen sebagai energi masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

PSE Berkontribusi dalam UNFCCC Summit

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Tuesday, 7 June 2022

Pusat Studi Energi Berkontribusi dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) summit (COP26 dan COP27)

The Climate Compatible Growth (CCG) adalah sebuah program yang didanai oleh UK’s Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) untuk mendukung energi berkelanjutan dan sistem transportasi yang menjadi prioritas pembangunan negara di daerah selatan (Global South). CCG juga mendukung persiapan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) summit (COP26), yang dilaksanakan di Glasgow pada November 2021. Kegiatan ini menjembatani gap antara penelitian akademik dengan kebutuhan kebijakan yang dibutuhkan pemerintah. Untuk memfasilitasi hal ini, CCG mengajak akademisi untuk menulis bukti akademik terkait dengan topik-topik kritis yang berhubungan langsung dengan transisi energi. Artikel akan dipublikasikan sebagai policy brief berseries yang diinisiasi oleh CCG. Proses pemilihan dan review policy brief dilakukan seperti review pada artikel akademik.

Peneliti PSE-UGM berhasil mempublikasikan tiga judul pada COP-26 pada tahun 2021 dengan judul sebagai berikut:

  1. The role of the energy–carbon–economy nexus and CO2 abatement cost in supporting energy policy analysis: multi-scenario analysis of a region in Indonesia. Penulis: Sarjiya, Lesnanto Multa Putranto, Tumiran, Rizki Firmansyah Setya Budi, Dwi Novitasari, Deendarlianto. Link: https://climatecompatiblegrowth.com/wp-content/uploads/1C-COP26-Policy-Brief.pdf.
  2. Generation Expansion Planning with a Renewable Energy Target and Interconnection Option: A Case Study of the Sulawesi Region, Indonesia. Penulis: Sarjiya, Lesnanto Multa Putranto, Tumiran, Rizki Firmansyah Setya Budi, Dwi Novitasari, and Deendarlianto. Link: https://climatecompatiblegrowth.com/wp-content/uploads/2021/08/1B-COP26-Policy-Brief.pdf.
  3. Investigating the Climate, Land-Use, Energy, Water Nexus for Hydropower Plants in South Sulawesi, Indonesia. Penulis: Dwi Novitasari, Sarjiya, Sasongko Pramono Hadi, Rachmawan Budiarto, Deendarlianto. Link: https://climatecompatiblegrowth.com/wp-content/uploads/3A-COP26-Policy-Brief.pdf.

Pada tahun 2022, beberapa paper dari peneliti PSE-UGM juga telah diterima untuk dipublikasikan lebih lanjut pada COP-27. Adapun judul dan penulis pada artikel ini adalah sebagai berikut:

  1. The Government’s Role in Providing Energy to Support Industrial Growth in Indonesia Based on the Net-Zero Emission Target in 2060. Penulis: Sarjiya, Dwi Novitasari, Deendarlianto,Wilson Susanto, Ekrar Winata
  2. Sustainability Framework to Design O&M Model for Renewable Energy System. Penulis: Rachmawan Budiarto, Dwi Novitasari, Dintani Naimah
  3. PV Supply Chain Readiness to Support the 2060 Net Zero Emission Plan in Indonesia. Penulis: Bertha M. Sopha, Wangi P. Sari, D. Novitasari, R. Budiarto, Sarjiya
  4. Transition Toward Clean Cooking by Considering Its Effectiveness, Competitiveness, and CO2 Emission Reduction: A Case Study of Indonesia. Penulis: Tumiran, Sarjiya, Sasongko Pramono Hadi, Roni Irnawan, Yusuf Susilo Wijoyo, Lesnanto Multa Putranto, Rizki Firmansyah Setya Budi

FGD Green Hydrogen Sebagai Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia

NewsRenewable EnergySosial Energy Thursday, 21 April 2022

Yogyakarta, 21 April 2022 – Pusat Studi Energi UGM menggelar Focuss Group Discussion (FGD) dengan tema “Pengembangan Sistem Hidrogen Hijau sebagai Penopang Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia”. Acara ini berlangsung dari pukul 08:30 WIB hingga 11:00 WIB di Yogyakarta dan melalui video conference.

FGD diawali dengan sambutan dari Sarjiya Ph.D., Wakil Kepala PSE UGM. Dalam sambutannya, beliau menekankan dukungan penuh dari civitas akademik UGM terhadap pengembangan green hydrogen sebagai energi terbarukan di Indonesia.

Dr. Adhika Widyaparaga, Peneliti dari PSE UGM, memaparkan perkembangan energi green hydrogen di dunia dan di Indonesia. Beliau menyoroti sumber energi, biaya, dan penggunaan energi green hydrogen. Sementara itu, Prof. Eniya dari BRIN mengambil contoh transisi energi di Jepang yang menggunakan sistem desentralisasi, di mana setiap daerah memiliki beragam sumber energi sesuai potensinya.

Diskusi mendalam mengenai pengurangan emisi energi di sektor industri dan transportasi menjadi sorotan. Dengan harga rata-rata hidrogen hijau sebesar 2,8-4,6 dollar/kg dan target internasional 1 dollar/kg, green hydrogen diharapkan dapat menjadi solusi alternatif dalam pasokan energi dunia dan khususnya di Indonesia.

Sesi diskusi menyoroti berbagai aspek, mulai dari upaya peningkatan efisiensi sumber energi green hydrogen, kesiapan dan adaptasi sumber energi di Indonesia, hingga pengelolaan hidrogen. Bpk. Oki Muraza dan Bpk. Haryo Oktaviano dari PT. Pertamina Persero memaparkan bahwa green hydrogen masih dalam tahap riset di Pertamina. Sementara itu, Bpk. Mohamad Husni Mubarok dari PT. PGE menekankan potensi geothermal sebagai sumber energi yang stabil dan berkapasitas tinggi untuk produksi green hydrogen.

Dalam sesi diskusi, berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta FGD menggali lebih dalam mengenai potensi, risiko, dan tantangan dalam pengembangan green hydrogen di Indonesia. Salah satu poin penting yang disoroti adalah kebutuhan kerjasama antar stakeholder dan dukungan penuh dari pemerintah dalam pengembangan green hydrogen.

Bpk. Arie Susanto dari PT. PGN (Perusahaan Gas Negara) menyoroti bagaimana Jepang telah meminta kerjasama untuk pengadaan green hydrogen dalam bentuk amoniak. Pada tahun 2018, PGN mencoba mixing gas alam dan hydrogen dalam pipa PGN. Beliau juga menekankan pentingnya infrastruktur dalam pengembangan green hydrogen.

Bu Irine Handika menanyakan tentang kesiapan industri dalam menghadapi era green hydrogen. Menurut beliau, pengembangan green hydrogen di Indonesia membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, baik dari segi regulasi maupun apresiasi.

Sebagai penutup, FGD ini menegaskan bahwa green hydrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi alternatif di masa depan. Namun, pengembangannya memerlukan kerjasama yang erat antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan dan memaksimalkan potensinya bagi Indonesia.

Sebagai catatan, green hydrogen adalah hidrogen yang diproduksi melalui proses elektrolisis menggunakan energi terbarukan. Ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk mencapai target emisi karbon rendah dan mendukung transisi energi ke arah yang lebih berkelanjutan.

Melalui Facebook dan Instagram, PSE UGM meluncurkan dua akun media sosial resminya

NewsPenelitianRenewable EnergySosial Energy Friday, 9 July 2021

Yogyakarta, 09 Juli 2021 – Kepala Pusat Studi Energi UGM, Prof. Dr.Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng resmi meluncurkan dua akun media sosial dari Pusat Studi Energi, Universitas Gadjah Mada (PSE UGM). Dua akun media sosial ini yaitu laman Facebook (https://www.facebook.com/pse.ugm) dan akun Instagram yang dapat dikunjungi melalui alamat situs (https://www.instagram.com/pse.ugm/?hl=en). Beliau menambahkan bahwa peluncuran dua akun media sosial ini sebagai bagian dari sosialisasi knowledge di bidang Energi dari PSE UGM untuk masyarakat. Kedua akun media sosial ini dirancang dan dibangun serta merupakan salah satu program yang dipimpin langsung oleh Dr. Ardyanto Fitrady. Selanjutnya diuraikan pula oleh Prof. Deen bahwa pemanfaatan sosial media ini bersifat transformatif yang artinya memiliki unsur inovasi, transparansi, kolaborasi dan partisipasi semua peneliti dan penggiat energi di Universitas Gadjah Mada.

Akun Facebook PSE UGM

Akun Instagram PSE UGM

Kunjungi dua akun media sosial resmi dari PSE UGM sekarang juga dan dapatkan sharing pengetahuan dan aktivitas yang dilakukan oleh PSE UGM dalam bidang Energi di Indonesia.

Peluncuran Buku “Transisi Energi Berbasis Komunitas Di Kepulauan dan Wilayah Terpencil”

PenelitianRenewable EnergySosial Energy Monday, 25 November 2019

 

peluncuran buku

Universitas Gadjah Mada meluncurkan buku dengan judul “Transisi Energi Berbasis Komunitas Di Kepulauan dan Wilayah Terpencil” di Hotel Aryaduta, Jakarta pada tanggal 21 November 2019. Buku ini merupakan hasil pembelajaran dari kajian “Studi Sosial dan Teknik Mengenai Energi Terbarukan” di Nusa Penida (Bali), Semau (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Gorontalo (Gorontalo) selama satu tahun. Buku ini disusun oleh penulis dari empat Lembaga di UGM, yaitu Direktorat Penelitian Kepada Masyarakat (DPKM), Pusat Studi Energi (PSE). Sekolah Vokasi, dan Youth Studies Centre (YOUSURE) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).

Acara peluncuran buku ini dibuka oleh Yani Witjaksono selaku Pengarah Nasional the Global Environment Facility (GEF) Small Grant Project (SGP). Kajian ini bergerak dari kerentanan warga di pulau – pulau kecil dan daerah terpencil di Indonesia, terutama dalam hal energi. Hal ini bertambah buruk dengan masifnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, GEF SGP melalui kajian ini melakukan studi Sosial dan Teknik Mengenai Energi Terbarukan ini.

Acara peluncuran buku dihadiri juga oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D menyampaikan bahwa kajian ini merupakan bentuk nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi oleh Universitas Gadjah Mada, dimana penelitian juga menjadi bagian dari pengabdian masyarakat. Penelitian dan pengabdian masyarakat ini meneladani Prof Dr M Sardjito, rector pertama UGM yang baru saja dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 8 November 2019. UGM juga terus berusaha meningkatkan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik melalui KKN, maupun melalui kajian seperti yang telah dilakukan oleh oleh tim Studi Sosial dan Teknik Mengenai Energi Terbarukan.

Keynote speech selanjutnya disampaikan oleh H. Charles Meikyansah, S.Sos, M.I.Kom, anggota Komisi VII DPR RI Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, dan Lingkungan Hidup. Kehadiran H. Charles Meikyansyah mewakili Dr (H.C.) Rachmad Gobel, Wakil Ketua DPR RI yang berhalangan untuk datang. Melalui keynot speechnya, Rachmad Gobel menyampaikan apresiasi yang tinggi mengenai kajian yang dilakukan oleh tim UGM. Hal ini dikarenakan sistem energi terbarukan di Indonesia masih banyak menghadapi tantangan, baik dari segi teknis maupun sosial. “Saat ini bukan waktunya lagi berkampanye tentang pentingnya energi terbarukan, mengingat dampak-dampak energi fosil yang riil sudah berlangsung di berbagai penjuru nusantara dan telah dirasakan secara nyata (pemanasan global dan perubahan iklim). Yang diperlukan adalah langkah serius dan terukur, untuk memulai sebuah masa transisi menuju penggunaan energi yang lebih bersih dan lebih ramah lingkungan.”, ungkap H. Charles Meikyansah menyampaikan keynote dari Rachmad Gobel.

Acara kemudian dilanjutkan dengan talkshow dengan pembicara Yani Witjaksono selaku Pengarah Nasional the Global Environment Facility (GEF) Small Grant Project (SGP). Yani Witjaksono menyampaikan paparan dengan judul “Energi dan Komunitas”. Menyambung keynote speech yang disampaikan sebelumnya, Yani Witjaksono menggarisbawahi pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sistem energi terbarukan. Partisipasi aktif warga menjadi kunci keberlanjutan salah satu program biogas yang diinisiasi oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. Melalui Staf Ahli Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bidang Hubungan Antar Lembaga Bapak Dr. Suprapedi, M.Eng.Sc mengungkapkan lebih dari 80% program biogas yang dicanangkan Kementerian Desa Pemabngan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi masih berkelanjutan karena adanya partisipasi warga. Bahkan kompor biogas yang digunakan sudah sering diganti dengan yang baru tetapi digester yang digunakan masih dengan sistem yang dibangun dari awal.

Rachmawan Budiarto, Dr., S.T., M.T., G.P. selaku Sekretaris Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) yang juga mewakili tim penulis menyampaikan pentingnya pendekatan transdisiplin dalam transisi energi. “Tidak mungkin ada satu disiplin ilmu pun yang sendirian bisa menjawab tantangan kompleks transisi energi”, ujar Rachmawan Budiarto, Dr., S.T., M.T., G.P. Transisi energi ini selaras dengan strategi pengembangan energi baru dan terbarukan dimana adanya target tinggi hingga 23% energi terbarukan dalam total suplai energi nasional pada tahun 2050.

Di sesi talkshow kedua, tim Lapangan UGM mempresentasikan “Lesson Learned
Energi Terbarukan di Kepulauan dan Kawasan Terpencil”. Pada sesi ini, tim bercerita mengenai corak unik masing – masing lokasi dalam segi kebutuhan energi dan segi sosial kelembagaan. “Terkadang studi sosial ini harus masuk terlebih dahulu untuk mengurangi adanya konflik, sebelum studi Teknik dilakukan”, ujar Irawan Eko Prabowo, S.T., M.T., mewakili tim lapangan UGM.

Kajian ini juga terselenggara dengan adanya kolaborasi dari Non-Government Organization (NGO) Lokal, yaitu Yayasan Wisnu (Bali), Perkumpulan Pikul (Nusa Tenggara Timur), Forum Kahedupa Toudani (Wakatobi), dan Jaringan Advokasi Pengelolaan Sumberdaya Alam (Gorontalo). Acara peluncuran buku ini juga dihadiri oleh Senior Program Manager UNDP Indonesia Anton Sri Probiyantono, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, Pemerintah Daerah Kabupaten Boalemo, Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango, Kepala Bidang Makro Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wakatobi, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Asean Centre for Energy (ACE), Institute for Essential Services Reform (IESR), The Purnomo Yusgiantoro Center, dan Konsorsium KEMALA.

KLIK DI SINI untuk mendapatkan e-book.

Buku Fikih Energi Terbarukan

Renewable EnergySosial Energy Friday, 17 May 2019

Dewasa ini, energi terbarukan (renewable energy, ath-thaqah almutajaddadah) merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa ditunda lagi. Kita tidak bisa lagi terus-menerus bergantung pada energi fosil. Ketersediaan sumber energi fosil semakin menipis. Menurut ahli, dengan pola konsumsi seperti sekarang, dalam waktu sekitar puluhan tahun cadangan bahan bakar fosil akan habis. Oleh karena itu, demi keberlangsungan kehidupan dan mengantisipasi kelangkaan energi, ikhtiar ilmiah pengolahan energi terbarukan adalah pilihan terbaik untuk dilakukan. Buku ini mengkaji energi terbarukan dalam perspektif Islam (fikih). Pandangan ini sangat penting, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hampir setiap masalah selalu dimintakan pandangan keislaman. Meski begitu, buku ini juga memuat pengertian, klasifikasi, urgensi, pengembangan, dan seluk beluk terkait dengan energi terbarukan. Buku ini sangat penting untuk meyakinkan bahwa inovasi energi terbarukan adalah sangat Islami dan didorong agama demi keterpeliharaan kemaslahatan umat manusia (mashalih al-‘ibad).

Buku Fikih Energi Terbarukan dapat diunduh disini.

LISTRIK SURYA UNTUK COLD STORAGE DI SUPIORI PAPUA

NewsRenewable EnergySosial EnergyUncategorized Thursday, 8 November 2018

Supiori adalah salah satu kabupaten di Papua, berlokasi sekitar 3 jam perjalanan dari Biak. Supiori memiliki pemandangan yang cukup indah layak disebut sebagai salah satu zamrut khatulistiwa. Pasir putih menghampar dengan pohon kelapa yang nyiur melambaicukup menggambarkan keelokannya. Tanah yang subur dan hasil laut yang melimpah menambah potensi daerah yang luar biasa.WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.32

Ikan adalah salah satu komoditas hasil laut yang cukup besar di Supiori, namun sampai saat ini hasil tangkapan seringkali terbengkalai karena kurangnya tempat penyimpanan ikan (cold storage). Untuk itu Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua dan PSE UGM bersama-sama mengembangkan dan menerapakan teknologi energi terbarukan untuk memasok energi pada cold storage ikan dengan kapasitas 425 L. Perangkat ini cukup untuk menyimpan ikan dan produk olahanya dalam kondisi dingin. Sehingga dapat memperpanjang usia penyimpanan bahan makanan.WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.36.53WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.58

Instalasi perangakat ini dilakukan bersama dengan masyarakat agar ada transfer pengetahuan dengan cepat. Komponen yang digunakan pun sebagian dapat di temukandi Biak untuk memudahkan proses perbaikan manakala ada kerusakan. Hal tersebut diharapkan mampu mendukung keberlanjutan kemanfaatan sistem.WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.38.00WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.55WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.56

WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.54

WhatsApp Image 2018-11-08 at 15.37.52

Papua adalah tanah yang sangat kaya dengan sumber daya alam, pengembangan teknologi tepat guna masih sangat diperlukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

 

1234

Pusat Studi Energi
Sekip Blok K1.A Kampus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia
Tel/Fax: +62-0274-549429 | e-mail : pse@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Energi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Blok K1-A Yogyakarta 55281

pse@ugm.ac.id
 +62 (274) 549429
 +62 (274) 549429

Pusat Studi Energi

  • Home
  • Tentang PSE
    • Pengantar
    • Visi dan Misi
    • Kegiatan
    • Kerjasama
    • Personalia
  • Program Kerja
  • Jasa
    • Jasa Survei Geofisika untuk Eksplorasi Air Tanah
    • Jasa Survei Geofisika untuk Geoteknik
    • Jasa Audit Energi
  • PENELITIAN
  • Pelatihan
  • Kontak

© Pusat Studi Energi - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY